Tips Menulis Buku Monograf, Penulis Pemula Wajib Tahu!
Kamu masih bingung menulis buku monograf? Yuk ikuti artikel ini sampai tuntas, karena artikel ini akan membahas tips menulis buku monograf bagi kamu penulis pemula.
Buku monograf merupakan karya tunggal yang tidak ada seri selanjutnya, berbeda dengan buku referensi yang membahas satu bidang ilmu dengan topik yang lebih luas. Seorang penulis memiliki kesempatan untuk membuat buku monograf yang menyajikan hasil penelitian, analisis, atau pemikiran yang mendalam tentang suatu topik.
Tips Menulis Buku Monograf, Penulis Pemula Wajib Tahu!
Buku monograf mendalami topik tertentu dengan mendalam dan cenderung fokus pada penelitian terhadap suatu subjek, topik, atau masalah tertentu. Karya ini sering kali menjadi referensi utama dalam bidang akademis dan penelitian, karena menyajikan informasi yang komprehensif dan terperinci terkait suatu topik. Jenis buku ini sering kali memunculkan ide-ide baru, pemikiran, dan konsep dalam bidang tertentu, yang dapat menginspirasi peneliti selanjutnya.
Menulis dan menerbitkan buku monograf dapat menjadi langkah penting dalam pengembangan karier akademis. Hal ini dapat meningkatkan reputasi penulis dan membantu mereka dalam memperoleh pengakuan dari sesama akademisi dan lembaga penelitian. Dengan demikian, buku monograf memiliki peran yang penting dalam pengembangan pengetahuan, pendidikan, dan inovasi dalam berbagai bidang.
Tips Menulis Buku Monograf
Para ahli atau peneliti yang memiliki pengetahuan mendalam dan pengalaman dalam bidang tertentu biasanya menulis buku ini, seperti dosen, praktisi profesional, pakar industri, dan lain-lain. Isi buku monograf yang bagus biasanya mencakup analisis yang mendalam tentang topik tertentu, didukung oleh bukti yang kuat dari berbagai sumber. Berikut tips menulis buku monograf, yakni:
1. Landasan dasar dan kepadatan materi
Landasan dasar buku monograf adalah menulis berdasarkan hasil penelitian atau pemikirannya sendiri. Buku tersebut hanya membahas satu tema atau satu topik saja dalam satu buku. Gaya penulisannya dapat dikemas lebih padat, lengkap, dan lebih mendeskripsikan topik yang diangkat.
2. Alur dan struktur buku
Buku ditulis sesuai dengan alur logika atau urutan keilmuan dan terdapat peta keilmuan, fungsinya agar isi buku terstruktur. Buku monograf biasanya terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, tinjauan pustaka, hasil dan pembahasan, dan daftar pustaka. Kemenristekdikti mensyaratkan jumlah halaman minimal buku monograf adalah 40 halaman ukuran setengah F4 (15×23 cm), dengan spasi 1.15.
3. Bahasa formal
Dalam buku monograf penulis menggunakan bahasa yang formal karena mengarah kepada kalangan dosen dan peneliti. Penyampaian buku monograf juga melibatkan paparan teori dari para tokoh ahli di bidangnya. Bahasa formal memungkinkan penulis menyampaikan informasi dengan ketelitian dan konsistensi yang diperlukan dalam konteks ilmiah, mencegah ambiguasi atau penafsiran yang salah terhadap materi yang disampaikan.
4. Publikasi
Buku monograf membutuhkan proses penerbitan dan penyebarluasan, di mana penerbitannya harus dilakukan melalui penerbit yang memiliki ISBN dan menjadi anggota IKAPI. Selain mendapatkan ISBN, penerbit juga membantu pemasaran buku dan sebagian penerbit juga memberikan sertifikat kepada penulis buku.
Nah, itulah 4 tips menulis buku monograf yang bisa kamu ikuti. Selain itu, kamu juga bisa membaca beberapa buku monograf yang bagus, di antaranya: “The Reluctant Communist: My Desertion, Court-Martial, and Forty-Year Imprisonment in North Korea” karya Charles Robert Jenkins, “Nusantara: Sejarah Indonesia” karya Mochtar Lubis, dan “Indonesia Etc.: Exploring the Improbable Nation” karya Elizabeth Pisani, yang masing-masing menawarkan wawasan yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan politik Indonesia.
Tuliskan Komentar