Pesona Novel Klasik yang Wajib Dibaca
Novel klasik menampilkan harta karun sastra yang tak pernah pudar oleh waktu. Novel klasik adalah karya-karya yang telah membentang jejak bersejarah dalam dunia sastra, menawarkan cerita-cerita yang abadi. Keajaiban dari novel klasik terletak pada penggunaan bahasa. Novel klasik mampu memainkan kata-kata dengan gemilang, menciptakan narasi yang mendalam dan penuh warna.
Pesona Novel Klasik yang Wajib Dibaca
Artikel ini akan membahas bagaimana novel klasik memancarkan daya tariknya, membentuk jembatan antara masa lalu dan kini. Dengan gaya bahasa yang khas dan alur cerita yang mendalam, novel klasik mampu memikat hati pembaca dari berbagai generasi. Mari kita baca lebih lanjut mengenai pesona yang terkandung dalam novel klasik.
Sitti Nurbaya karya Marah Rusli
Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri adalah dua remaja yang diceritakan dalam novel ini. Mereka berdua berasal dari sekolah rakyat dan tinggal di rumah yang berdekatan. Bagindo Sulaiman, seorang pedagang kaya ayah dari Sitti Nurbaya, sedangkan Sutan Mahmud, seorang Penghulu di Padang ayah dari Samsul Bahri.
Ketika Samsul Bahri harus melanjutkan sekolah dokter, ia berangkat ke Jakarta. Bagindo Sulaiman jatuh miskin akibat dari tipu dayanya. Ia meminjam uang dari Datuk Maringgih tetapi tidak dapat mengembalikannya. Datuk Maringgih mengadukan hal ini kepada Belanda agar Baginda Sulaiman dipenjarakan. Namun, Bagindo Sulaiman tidak dapat dipenjarakan selama Sitti Nurbaya menyetujui untuk menikahi Datuk Maringgih tanpa paksaan.
Mendengar pernikahan Sitti Nurbaya, Samsul Bahri menjadi sangat kecewa dan memutuskan untuk bunuh diri. Namun, seseorang mencegahnya melakukan hal tersebut. Masyarakat gemar membaca novel Sitti Nurbaya, sehingga mereka tetap mengenal nama Sitti Nurbaya di Indonesia sampai saat ini. Novel ini telah mengalami tiga kali perubahan ejaan, yaitu dari Ejaan Van Ophuijsen ke Ejaan Republik dan kemudian ke Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
Ayahnya memaksa seorang perempuan desa untuk menikahi seorang bangsawan, dan inilah yang menjadi inti cerita dalam novel ini. Pernikahannya terjadi ketika usianya masih sangat muda. Meskipun demikian, pernikahan ini tidak menyebabkan Nyai Ontosoroh merasa kecewa. Ia sebenarnya memperoleh banyak keuntungan dari kedudukan bangsawan tersebut meskipun ia sangat membenci orang tuanya.
Nyai Ontosoroh diajarkan menulis dan membaca dalam bahasa Belanda. Ia juga mulai belajar bagaimana mengelola perusahaan dan ladang milik keluarga bangsawan tersebut. Melalui penggambaran tokoh Nyai Ontosoroh, Bumi Manusia berhasil menyuarakan gabungan isu ideologis terhadap perempuan yang memperjuangkan hak-haknya dalam bidang ekonomi, hukum, politik, dan kehidupan sosial dalam dampak kolonialisme.
Melalui artikel di atas, kita dapat membaca keindahan bahasa dari novel klasik. Novel klasik masih tetap memikat hati para pembaca karena mengajarkan kita tentang keabadian karya-karyanya. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berharga dan mendorong kita untuk terus menggali pesona novel klasik.
Tuliskan Komentar