Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Tips Menulis Footnote dengan Gaya Penulisan yang Baik dan Benar

Tips Menulis Footnote dengan Gaya Penulisan yang Baik dan Benar

Tips Menulis Footnote dengan Gaya Penulisan yang Baik dan Benar

Footnote atau catatan kaki erat kaitannya dengan penulisan ilmiah, jurnal, dan karya-karya akademik. Tetapi, masih banyak yang belum memahami cara menulis footnotes yang baik dan benar. Pahami tips menulis footnote melalui artikel ini.

Catatan kaki berfungsi untuk memberi informasi tambahan, referensi, atau penjelasan selain pada teks utama tanpa mengganggu alur pembahasan. Mempelajari cara menulis footnote akan membantu kamu meningkatkan kredibilitas tulisan.

Tips Menulis Footnote dengan Gaya Penulisan yang Baik dan Benar

Artikel ini akan membahas mengenai penulisan footnotes. Tujuannya sudah pasti untuk membuat tulisan kamu terlihat lebih profesional dan sesuai dengan standar penulisan akademis.

Tentang Penulisan Footnote

Menurut Prof. Dr. Gorys Keraf pada bukunya yang berjudul “Komposisi Terbitan Nusa Indah”, footnotes merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang berada pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.

Sehingga, catatan kaki tidak asal ditambahkan dalam tulisan, melainkan memiliki tujuan tertentu. Sebelum mempelajari penulisan catatan kaki, kamu perlu memahami fungsi utamanya.

Fungsi utama

Umumnya, fungsi dari sebuah catatan kaki adalah memberikan rujukan. Namun, ada beberapa fungsi lainnya yang perlu kamu pelajari.

  1. Memberi rujukan: menyertakan sumber kutipan ke dalam teks
  2. Menambah penjelasan: menyampaikan penjelasan tambahan tanpa mengubah alur tulisan utama
  3. Memberikan klarifikasi: memberi keterangan tambahan yang penting bagi pembaca

Dengan begitu, pembaca lebih mudah memahami tulisan kamu. Selain itu, tulisan kamu menjadi lebih kredibel karena memuat sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

Format dasar penulisan

Penulisan footnote memiliki unsur-unsur yang perlu kamu cantumkan, yaitu

  • Nama penulis atau pengarang: biasanya terletak di bagian paling awal. Penulisannya tanpa gelar kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli, wajib menambahkan keterangan tambahan seperti penyusun, penyadur, penerjemah, atau editor.
  • Judul buku atau artikel: penulisannya harus lengkap, sesuai dengan judul buku atau artikel yang dikutip.
  • Detail penerbitan: informasi penerbitan meliputi nama jurnal, volume jurnal, dan nomor artikel. Jika sumber dari buku, berarti mencantumkan penerbit.
  • Halaman: cantumkan halaman dari sumber yang kamu kutip. Penulisan nomor halaman disingkat menjadi “hal”.

Sistem penulisan

Secara umum, penulisan catatan kaki memiliki aturan-aturan sebagai berikut.

  • Letak footnote yaitu pada bagian bawah halaman dan penulisannya menggunakan spasi 1.
  • Apabila catatan kaki terdapat lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya dapat kamu mulai seperti margin teks biasa atau pada margin kiri
  • Apabila catatan kaki berdasarkan pada sumber yang sama dalam dua nomor berturut-turut, maka penulisannya tidak perlu lengkap dengan identitas yang sama. Pada nomor yang terakhir, dapat mencantumkan “Ibid”
  • Apabila sumber yang sama dipakai dalam nomor yang tidak urut atau melompati catatan kaki dari nomor lain, berarti perlu ditambahkan keterangan “cit.”
  • Pangkat, gelar, maupun akronim selain nama penulis tidak perlu ditulis. Namun hal ini tidak berlaku dengan gelar kebangsawanan yang menjadi bagian dari nama.

Aturan penulisan catatan kaki tersebut dapat menyesuaikan dengan sistem penulisan yang kamu pilih untuk menulis nantinya. Ada beberapa sistem catatan kaki yang dapat kamu pilih:

1. APA Style

Tipe ini umumnya tidak menggunakan catatan kaki, hanya menekankan pada penggunaan catatan akhir atau endnote. Namun, footnote bisa digunakan untuk memberikan keterangan tambahan yang penting. Berikut ini contoh sitasi APA style:

Ibda, F. (2015). Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita, 3(1).

2. Chicago Style

Sistem penulisan seperti ini paling umum digunakan untuk tulisan sejarah dan bidang humaniora. Selain endnote, gaya penulisan chicago style dapat memungkinkan adanya footnote untuk keterangan tambahan.

Amy J. Binder and Jeffrey L. Kidder, The Channels of Student Activism: How the Left and Right Are Winning (and Losing) in Campus Politics Today (University of Chicago Press, 2022), 117–18.

3. MLA Style

Gaya penulisan MLA paling sering ditemui pada karya-karya bidang sastra dan seni. Sama seperti chicago, biasanya menggunakan catatan akhir, namun penggunaan catatan kaki dapat melengkapi penjelasan yang sudah ada.

Marlinah, Lili. “Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif.” Cakrawala-Jurnal Humaniora 17.2 (2017): 258-265.

Memanfaatkan teknologi untuk menulis footnote

Belakangan ini, apalagi pada era digital semakin banyak perangkat lunak yang menyediakan fitur otomatis untuk menambahkan catatan kaki. Aplikasi tersebut antara lain Microsoft Word, Google Docs, atau LaTeX.

Perhatikan langkah-langkah berikut ini supaya kamu lebih mudah dalam membuat catatan kaki.

1. Memastikan penggunaan nomor urut secara tepat dan benar. Penggunakan nomor urut harus sesuai dengan teks dan catatan kaki. Biasanya ditulis dengan ½ spasi ke atas

2. Membuka Ms. Word dan memilih opsi catatan kaki.

3. Memilih tab “References” atau “Referensi”. Pada tab tersebut, pilihlah opsi “sisipkan catatan kaki” atau “sisipkan catatan akhir”

4. Memasukkan catatan kaki yang ingin kamu tuliskan

Setelah kamu melakukan langkah-langkah tersebut, kamu dapat kembali ke dokumen kamu. Catatan kaki yang kamu buat sudah terdapat pada dokumen, sesuai dengan yang kamu inginkan.

Istilah-Istilah pada Penulisan Footnote

Tips Menulis Footnote dengan Gaya Penulisan yang Baik dan Benar

Ada beberapa istilah yang perlu kamu pelajari dalam penulisan catatan kaki. Istilah-istilah ini dapat membantu kamu untuk memahami penulisan catatan kaki.

1. Ibid. (Ibidem)

Arti dari istilah ini, yaitu “di tempat yang sama”. Istilah Ibid. umumnya untuk merujuk pada sumber yang telah disebutkan sebelumnya. Terutama jika sumber tersebut penggunaannya pada catatan kaki yang berurutan.

Penggunaan Ibid. bertujuan untuk menghindari penulisan ulang detail lengkap dari sumber yang baru saja kamu kutip. Umumnya, hanya nomor halaman berbeda yang dituliskan setelah Ibid.

Contoh:

1. John Smith, Introduction to Biology (New York: Academic Press, 2020), 45.

2. Ibid., 50.

2. Op. cit. (Opere Citato)

Pengertian dari Op. cit. yaitu opere citato, yang berarti “dalam karya yang telah disebutkan”. Istilah umumnya untuk merujuk pada sumber yang telah dikutip sebelumnya, namun penulisan footnote tidak langsung berurutan.

Penggunaan Op. cit. biasanya digunakan bersamaan dengan nama penulis. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa kutipan tersebut berasal dari karya yang sama yang telah disebutkan sebelumnya.

Contoh:

1. John Smith, Introduction to Biology (New York: Academic Press, 2020), 45.

2. Smith, Op. cit., 50.

3. Loc. cit. (Loco Citato)

Loc. cit. merupakan singkatan dari loco citato, artinya “di tempat yang disebutkan”. Istilah tersebut bertujuan untuk merujuk kembali ke sumber yang sama, halaman yang sama, dan yang telah disebutkan sebelumnya.

Penggunaan Loc. cit. umumnya untuk menghindari penulisan ulang judul buku atau artikel, serta nomor halaman apabila rujukan yang dikutip berada pada halaman yang sama dengan kutipan sebelumnya.

Contoh:

1. John Smith, Introduction to Biology (New York: Academic Press, 2020), 45.

2. Smith, Loc. cit.

4. Cf. (Confer)

Singkatan CF. berarti “bandingkan” yang penggunaannya untuk mengarahkan pembaca agar membandingkan atau memeriksa sumber lain yang relevan. Umumnya, penggunaan Cf. diikuti oleh referensi sumber lain yang perlu bandingan.

Contoh:

John Smith, Introduction to Biology (New York: Academic Press, 2020), 45. Cf. Mary Jones, Advanced Biology (London: Bio Press, 2021), 33.

5. Passim

Passim memiliki arti “tersebar di seluruh bagian”. Penggunaan istilah ini umumnya ketika informasi yang kamu rujuk tidak berada pada satu halaman tertentu, tetapi tersebar di beberapa bagian dari sumber yang sama.

Contoh:

John Smith, Introduction to Biology (New York: Academic Press, 2020), passim.

6. Et al. (Et Alia)

Istilah Et al. merupakan istilah yang paling umum, singkatan dari et alia, yang berarti “dan lainnya”. Istilah Et al. biasanya pada penulisan artikel Bahasa Inggris.

Penggunaan Et al. merujuk kepada banyak penulis dalam satu karya ketika terlalu panjang untuk mencantumkan semua nama.

Contoh:

John Smith et al., Introduction to Biology (New York: Academic Press, 2020), 45.

7. Supra

Supra merupakan istilah bahasa Latin yang artinya “di atas”. Istilah ini penggunaannya untuk merujuk kembali ke bagian teks atau catatan kaki yang telah kamu sebutkan sebelumnya, namun tidak hanya terbatas pada footnote.

Contoh:

Lihat Jenni Punt, Kuby Immunology, supra.

8. Infra

Istilah Infra memiliki pengertian “di bawah” yang penggunaannya untuk merujuk pada informasi yang pembahasannya dilakukan lebih lanjut, atau di footnote yang muncul kemudian.

Contoh:

Pembahasan lebih lanjut mengenai topik ini dapat dilihat pada Smith, infra, catatan kaki 9.

9. Sic

Sic merupakan istilah Latin yang artinya”demikian adanya”. Biasanya, penempatan Sic yaitu dalam tanda kurung setelah kata atau frasa yang tidak biasa dalam kutipan. Ini menunjukkan bahwa kutipan itu diambil sesuai dengan sumber asli.

Contoh:

“The results of the expriment [sic] were inconclusive.”

10. V. (Vide)

Istilah Vide atau V. artinya “lihat”. Penggunaan istilah tersebut yaitu untuk mengarahkan pembaca ke sumber atau bagian lain yang relevan. Penempatan V. umumnya sebelum referensi yang perlu pembaca lihat lebih lanjut.

Contoh:

V. Punt, Kuby Immunology, 120.

Menulis catatan kaki atau footnote dengan baik dan benar merupakan satu keterampilan penting dalam penulisan ilmiah. Apabila kamu mampu memahami fungsi footnote, mengikuti sistem penulisan, dan menjaga konsistensi, maka artikel kamu akan jauh lebih baik.

Penulisan footnote dapat menjadi suatu alat untuk memperkuat argumen dalam karya tulis kamu. Selain itu, kualitas artikel kamu akan meningkat karena menyertakan sumber yang relevan.

Bagaimana, apakah kamu sudah memahami footnote? Atau mungkin kamu sudah mulai mencoba menulis footnote sesuai dengan tips menulis footnote pada artikel ini?

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko