Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Kenali Unsur Ekstrinsik dalam Cerita, Yuk Pahami Bersama!

Kenali Unsur Ekstrinsik dalam Cerita, Yuk Pahami Bersama!

Kenali Unsur Ekstrinsik dalam Cerita, Yuk Pahami Bersama!

Sebagai seorang penulis yang pernah atau sedang duduk di bangku sekolah menengah, pasti kamu sudah tidak asing dengan istilah “unsur ekstrinsik“, kan? Seperti yang kita ketahui bersama, sebuah cerita, baik itu novel maupun cerpen pasti memiliki unsur pembangun cerita.

Kenali Unsur Ekstrinsik dalam Cerita, Yuk Pahami Bersama!

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ataupun Sastra Indonesia, unsur pembangun cerita dibagi menjadi dua jenis yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita dari luar.

Untuk pembahasan unsur intrinsik seperti tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa, pasti kamu sudah sangat memahaminya, kan? Namun, untuk unsur ekstrinsik, masih banyak orang yang kebingungan dalam memahaminya, karena sifatnya tidak tersurat di dalam cerita. Jadi, mari kita bahas apa itu unsur ekstrinsik dalam cerita!

Apa Itu Unsur Ekstrinsik?

Pada dasarnya unsur ekstrinsik tidak akan pernah terlepas dari penciptaan cerita itu sendiri. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur di luar karya sastra yang mempengaruhi penciptaan suatu karya sastra.

Unsur ekstrinsik akan selalu berhubungan dengan latar belakang pengarang dan keadaan masyarakat di sekitarnya. Hal itu dikarenakan, karya sastra sebenarnya adalah cerminan dari kehidupan nyata, sehingga tidak heran jika apa yang diceritakan dalam karya sastra memiliki kemiripan atau bahkan sama persis seperti kehidupan nyata masyarakatnya.

Unsur-Unsur Ekstrinsik

Berikut ini unsur-unsur ekstrinsik dalam karya sastra (dalam hal ini cerita). Simak pemaparannya dengan saksama, ya!

1. Latar belakang pengarang

Latar belakang seorang pengarang pasti akan banyak mempengaruhi karya yang diciptakannya, baik itu dari segi riwayat hidupnya, aliran sastranya, dan kondisi psikologisnya. Terkait riwayat hidup, pengarang yang kehidupannya banyak dihabiskan dalam lingkungan pesantren akan cenderung menciptakan cerita dengan latar belakang pesantren atau keislaman yang kental.

Pengarang yang menyukai buku atau bacaan dengan genre romantis akan cenderung memiliki aliran sastra romantisme dalam setiap karya-karyanya. Sementara itu, kondisi psikologis juga sangat mempengaruhi. Dari karya yang diciptakan akan dapat terlihat bagaimana kondisi mood pengarang ketika menciptakan karya tersebut.

2. Latar belakang masyarakat

Selanjutnya adalah latar belakang masyarakat. Latar belakang masyarakat juga turut mempengarhi karya sastra yang diciptakan oleh seorang pengarang. Latar belakang masarakat ini dapat berupa kondisi sosial, budaya, politik, ideologi, dan lain sebagainya.

Contohnya seperti karya sastra yang berkembang pada masa balai pustaka. Balai pustaka sendiri adalah masa perkembangan sastra Indonesia pada tahun 1920-an. Pada masa itu, kebanyakan karya sastra roman atau novel mengangkat tema tentang permasalahan adat seperti kawin paksa yang saat itu menjadi budaya di tengah masyarakat.

Jika kamu ingin tahu lebih lanjut, kamu bisa membaca novel berjudul Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Novel tersebut seolah menjadi simbol cinta yang terpaksa, cinta yang tak sampai, serta cinta yang penuh dengan pertentangan keluarga, dan akan terus abadi dalam ingatan masyarakat hingga saat ini.

3. Nilai-nilai

Nilai dalam hal ini adalah sesuatu atau pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah cerita. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai religus/agama

Nilai religius atau agama adalah nilai yang didasarkan pada ajaran dan hukum-hukum agama tertentu. Selain itu juga, nilai ini biasanya mengandung pesan keagamaan.

b. Nilai moral

Nilai moral adalah nilai yang didasarkan pada akhlak, budi pekerti, dan tingkah laku baik yang dapat bermanfaat bagi pembacanya.

c. Nilai sosial budaya

Nilai sosial budaya adalah nilai yang didasarkan pada baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantasnya sesuatu berdasarkan aturan adat istiadat dalam masyarakat.

Nah, itulah unsur ekstrinsik dalam cerita. Dengan kamu memahami unsur ekstrinsik, kamu bisa mengetahui latar belakang penciptaan suatu karya sastra, hingga kondisi masa di mana karya tersebut diciptakan, loh! Wah, keren banget, ya. Yuk, asah pemahamanmu dengan mencoba menganalisis unsur ekstrinsik dari novel dan cerpen yang kamu baca!

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko