Sudut Pandang dalam Cerita Fiksi, Begini Penjelasannya!
Pemilihan sudut pandang yang tepat merupakan salah satu aspek penting dalam membuat cerita. Sudut pandang dalam cerita fiksi dapat memengaruhi cara cerita disampaikan dan memengaruhi keterlibatan emosional pembaca.
Mengenal Sudut Pandang dalam Cerita Fiksi, Begini Penjelasannya!
Sudut pandang bertujuan untuk memperdalam karakter, menciptakan ketegangan, dan memengaruhi cara pembaca merasakan dan memahami cerita dalam buku fiksi. Lalu apa itu sudut pandang dan bagaimana cara menentukan sudut pandang dalam cerita? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini:
Apa Itu Sudut Pandang?
Sudut pandang atau point of view (POV) adalah cara pandang dari mana sebuah cerita atau peristiwa diceritakan kepada pembaca, penonton, atau pendengar. Ini mencakup cara karakter dalam cerita melihat di sekitar mereka dan cara penulis menggambarkan kejadian dan karakter di dalamnya.
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam menuangkan kisahnya dan juga menjadi salah satu unsur yang penting diperhatikan dalam proses melahirkan suatu karya fiksi. Alur sebuah kisah dapat berbeda tergantung sudut pandang mana yang penulis bawakan.
Bagaimana Cara Menentukan Sudut Pandang dalam Sebuah Cerita Fiksi?
Cara menentukan sudut pandang dalam sebuah cerita adalah dengan menggunakan kata ganti orang yang sesuai dengan sudut pandangnya, seperti “aku” untuk orang pertama, “kamu” atau “anda” untuk orang kedua, dan “mereka” untuk orang ketiga.
Sudut pandang memengaruhi cara informasi disampaikan, termasuk penekanan pada detail tertentu, tingkat pengetahuan yang tersedia bagi pembaca, dan pengalaman emosional yang diperoleh dari cerita. Terdapat tiga jenis sudut pandang dalam penulisan fiksi, yakni:
1. Sudut pandang orang pertama
Melalui sudut pandang orang pertama ini, pembaca dapat melihat dan merasakan dunia dalam cerita melalui pikiran, perasaan, dan pengalaman karakter tersebut. Karakter menggunakan kata “aku” atau “saya” dalam cerita. Ini memungkinkan pembaca untuk merasakan kedalaman emosi dan pandangan dunia karakter utama secara langsung.
Contoh sudut pandang orang pertama dalam sebuah novel “Perahu Kertas” karya Dee Lestari:
Aku masih terbayang jelas bagaimana langit biru menyapaku saat aku pertama kali bertemu dengan Kugy di halaman sekolah. Hatiku berdebar kencang, dan setiap langkah yang aku ambil menuju ke arahnya terasa seperti langkah pertama di atas awan. Senyumnya yang manis dan mata birunya yang memikat langsung mencuri hatiku. Entah mengapa, aku merasa seolah-olah kami telah saling mengenal selama-lamanya.
Cuplikan di atas menggunakan sudut pandang orang pertama, dengan kata ganti “aku“, untuk menceritakan pengalaman bertemu dengan Kugy. Ini memperkaya pengalaman dengan memungkinkan pembaca merasakan perasaan dan pikiran karakter utama.
2. Sudut pandang orang kedua
Sudut pandang orang kedua melibatkan pembaca atau penonton sebagai tokoh utama dalam cerita dengan menggunakan kata “kamu” atau “anda“. Hal ini menciptakan pengalaman langsung bagi pembaca, meskipun jarang digunakan dalam sastra.
Contoh sudut pandang orang kedua dalam sebuah novel “Pulang” karya Tere Liye:
Kamu berdiri di tepi pantai, merasakan angin laut yang sepoi-sepoi membelai wajahmu. Pasir putih yang halus terasa lembut di bawah telapak kakimu. Matahari terbenam perlahan di ufuk barat, memancarkan warna oranye yang indah ke langit senja. Di kejauhan, kamu melihat perahu nelayan kembali ke pelabuhan setelah seharian mencari ikan.
Menggunakan kata “kamu” membuat pembaca merasa seolah mereka sendiri yang berada di tepi pantai, merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan pilihan-pilihan mereka. Ini menciptakan pengalaman langsung dan mendalam bagi pembaca, memungkinkan mereka merasakan emosi dan refleksi yang dialami oleh tokoh utama.
3. Sudut pandang orang ketiga
Sudut pandang orang ketiga adalah perspektif di mana penulis menceritakan cerita dari sudut pandang yang terpisah dari karakter-karakter dalam cerita. Biasanya menggunakan kata ganti “mereka” atau “nama karakter“.
Contoh sudut pandang orang ketiga dalam sebuah novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer:
Raden Saleh berdiri di depan jendela kamarnya, menatap ke luar dengan tatapan kosong. Dia merenung tentang masa depan yang tidak pasti, tentang tekanan sosial dan politik yang terus mengganggunya. Di dalam hatinya, ada kegelisahan yang mendalam, namun dia tahu bahwa dia harus tetap kuat dalam menghadapi segala rintangan yang datang.
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga untuk menggambarkan peristiwa dan pikiran karakter-karakter dalam cerita, termasuk Raden Saleh. Penggunaan sudut pandang orang ketiga memungkinkan pembaca untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang dunia dalam novel tersebut dan kompleksitas hubungan antar karakter.
Nah, itulah 3 jenis sudut pandang atau POV yang bisa digunakan dalam menulis cerita fiksi. Penulis paling sering menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena memungkinkan penulis untuk menjelajahi banyak karakter dan situasi.
Namun, dalam cerita misteri atau thriller psikologis, sudut pandang orang pertama mungkin lebih efektif untuk menciptakan koneksi emosional yang lebih kuat dengan pembaca.
Menulis sudut pandang yang bagus melibatkan konsistensi, kedalaman karakter, dan kesesuaian dengan alur cerita. Penting bagi penulis untuk memilih sudut pandang yang sesuai dengan tujuan cerita. Penulis juga perlu memperhatikan cara menampilkan pikiran, perasaan, dan pengamatan karakter sesuai dengan sudut pandang yang dipilih.
Tuliskan Komentar