Struktur Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Jenis dan Ciri-Cirinya
Bagi kalangan akademisi, membuat karya tulis ilmiah adalah salah satu kegiatan yang seringkali dilakukan. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memecahkan sebuah permasalahan melalui serangkaian metode ilmiah.
Untuk itu, pemahaman yang mendalam tentang struktur karya tulis ilmiah, pengertian, jenis dan ciri-cirinya ini penting kamu miliki agar proses penulisan berjalan dengan lancar. Karya tulis ilmiah biasanya dibuat secara individu maupun berkelompok dengan mematuhi pedoman dan etika penulisan yang berlaku.
Struktur Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Jenis dan Ciri-Cirinya
Artikel kali ini akan membantu kamu memahami lebih jauh hal-hal yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah mulai dari pengertian, struktur, jenis dan ciri-ciri karya tulis ilmiah. Bagi kamu yang hendak menyusun karya tulis ilmiah, artikel ini tentu akan sangat tepat dan bermanfaat untuk kamu simak.
Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Apa itu karya tulis ilmiah? Secara umum, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang disusun untuk mengkaji suatu permasalahan dan memecahkannya melalui pendekatan metode ilmiah. Sementara itu menurut para ahli, berikut ini pengertian karya tulis ilmiah:
1. Menurut Eko Susilo M
Menurut Eko Susilo dalam karyanya mengenai karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah merupakan sebuah tulisan yang dihasilkan melalui proses yang bersifat ilmiah. Proses bersifat ilmiah yang dimaksud ialah observasi, evaluasi, penelitian, penyusunan dengan metode tertentu, sistematika yang santun dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Menurut Brotowidjoyo
Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah adalah jenis karya tulis yang dalam penyusunannya berdasarkan pada fakta. Fakta tersebut diperoleh melalui penelitian dan metodologi penulisan yang benar.
3. Menurut Totok Djuroto dan Bambang Supriyadi
Menurut Totok dan Bambang, karya ilmiah merupakan kegiatan tulis menulis yang penyusunannya berdasarkan hasil penelitian. Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan yang diangkat dengan menggunakan metode ilmiah.
Struktur Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah memiliki struktur yang berbeda dengan karya tulis lainnya. Maka dari itu, penting untuk memahaminya jika kamu hendak menyusun karya ilmiah. Memahami struktur karya tulis ilmiah yang benar, membantu kamu untuk menghasilkan karya ilmiah dengan kualitas yang terbaik sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya. Nah, berikut ini struktur karya tulis ilmiah:
1. Judul penelitian
Bagian paling awal dari karya tulis ilmiah ialah judul penelitian. Judul penelitian ini bisa menyesuaikan dengan bidang keahlianmu masing-masing. Berikut beberapa contoh judul karya tulis ilmiah:
“Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya Menciptakan Lingkungan Perumahan dan Permukiman yang Sehat (Contoh Kasus: Kota Pangkalpinang)” oleh Asep Hariyanto.
“Gambaran Peran Ibu Dalam Membimbing Menyikat Gigi Pada Anak TK Dharma Wanita Kandangan” oleh Riska Ardia Pramesti.
Penempatan judul karya tulis ilmiah biasanya pada bagian cover atau bagian awal sebelum pendahuluan. Judul karya tulis ilmiah yang baik ditulis secara jelas, singkat dan mampu menggambarkan permasalahan yang kamu angkat. Dengan begitu, pembaca bisa mengetahui sedari awal mengenai hal apa yang akan menjadi fokus pembahasan.
2. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan dari karya tulis ilmiah secara menyeluruh yang isinya meliputi latar belakang masalah, tujuan, metode penelitian, hasil dan simpulan. Untuk membuat abstrak, maksimal kata biasanya berjumlah 250 kata. Namun, jumlah tersebut bisa jadi berbeda tergantung dengan kebijakan masing-masing.
3. Pendahuluan
Struktur karya tulis ilmiah berikutnya adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan memuat beberapa poin pembahasan seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, manfaat dan keaslian penelitian. Pada bagian pendahuluan ini, kamu perlu membuat latar belakang yang relevan dan kuat berdasarkan data atau referensi yang kamu dapatkan.
4. Tinjauan pustaka
Bagian selanjutnya ialah tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka berisi pembahasan mengenai telaah pustaka, landasan teori dan pernyataan penelitian. Pada struktur ini, kamu bisa mencantumkan penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas topik serupa.
Melalui tinjauan pustaka yang baik, pembaca dapat mengetahui kebenaran penelitian yang kamu lakukan. Selain itu, pembaca dapat menilai adanya unsur kebaharuan atau perbedaan dalam penelitian yang kamu lakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
5. Metodologi penelitian
Metodologi penelitian mencakup beberapa pembahasan yaitu jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengambilan data dan analisis data. Bagian metodologi penelitian ini merupakan cara untuk menyelesaikan penelitian dan memperoleh jawaban atas permasalahan yang menjadi perbincangan.
6. Hasil penelitian
Bagian ini berisi hasil dari penelitian yang sudah kamu lakukan. Hasil penelitian biasanya berbentuk tabel-tabel, grafik, maupun narasi berdasarkan dari pengumpulan dan analisis data menggunakan uji tertentu. Bagian hasil ini harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau tujuan yang peneliti tetapkan dalam penelitian.
7. Diskusi atau pembahasan
Bagian selanjutnya ialah diskusi atau pembahasan. Pembahasan ini berisi penemuan dan penafsiran atau interpretasi dari hasil penelitian yang kamu peroleh. Pada bagian pembahasan harus memuat perbandingan hasil penelitianmu dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Kamu juga bisa menambahkan pembahasan tentang nilai kebaruan yang kamu temukan dalam penelitian yang kamu lakukan. Hal ini akan menambahkan nilai unik tersendiri dari penelitianmu dan bisa menjadi nilai kontribusi yang penting bagi perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan.
8. Simpulan
Bagian ini berisi rangkuman dari penemuan dan simpulan yang kamu dapatkan dari penelitian. Bagian simpulan ini harus mampu menjawab tujuan penelitian yang kamu tetapkan. Oleh karena itu, kamu perlu membaca secara keseluruhan karya tulis yang kamu buat agar mampu menemukan ide pokok tulisan untuk kamu jadikan kesimpulan.
9. Daftar pustaka
Bagian terakhir yaitu daftar pustaka. Daftar pustaka memuat berbagai referensi yang kamu gunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah. Terdapat beberapa format penulisan daftar pustaka yang bisa kamu gunakan, yaitu format APA dan MLA. Kamu bisa memilih format penulisan sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Jenis Karya Tulis Ilmiah
Berikut ini terdapat tiga jenis karya tulis ilmiah yang perlu kamu ketahui:
1. Karya ilmiah formal
Karya ilmiah formal dalam penyusunannya harus mematuhi kaidah atau pedoman yang berlaku dan memenuhi kelengkapan akademis secara terperinci. Contoh karya ilmiah formal yaitu skripsi, disertasi dan tesis.
2. Karya ilmiah semiformal
Karya ilmiah semiformal ini hampir serupa dengan karya ilmiah formal, hanya saja penulisan dan penyajiannya lebih sederhana. Contoh karya ilmiah semiformal bisa berupa laporan dan makalah.
3. Karya ilmiah populer
Jenis karya ilmiah berikutnya ialah karya ilmiah populer. Karya ilmiah populer menggunakan ragam bahasa yang lebih santai atau tidak formal dan bentuknya ringkas. Hal ini memungkinkan banyak orang untuk memahami karya ilmiah populer dengan lebih baik. Selain itu, karya ilmiah populer juga biasanya dapat dimuat di media massa.
Ciri Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan jenis karya tulis lainnya. Nah, berikut ini ciri-ciri karya tulis ilmiah:
1. Sistematis
Pertama, penyusunan karya tulis ilmiah bersifat sistematis. Hal ini berarti penulisan karya tulis ilmiah perlu mengikuti pola yang baku atau memiliki aturannya tersendiri.
2. Reproduktif
Ciri karya tulis ilmiah berikutnya ialah reproduktif. Artinya, orang lain bisa memahami apa yang kamu tulis. Maka dari itu, karya ilmiah perlu kamu tulis dengan jelas dan tidak berbelit-belit.
3. Jelas
Selanjutnya, karya tulis ilmiah harus tersusun dengan jelas dan tidak ambigu. Tulisan yang kamu sampaikan pun harus bersifat ilmiah atau dapat dipastikan kebenarannya.
4. Logis
Karya tulis ilmiah ditulis dengan runtut dan logis. Hal ini berarti karya tulis ilmiah tidak menimbulkan kebingungan, mampu pembaca pahami dengan baik dan dapat dibenarkan oleh akal sehat.
5. Objektif
Karya tulis ilmiah harus mengandung objektivitas atau menceritakan sebuah kondisi dengan sebenar-benarnya tanpa ada opini pribadi maupun orang lain. Untuk itu, karya tulis ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan kevalidannya.
6. Menggunakan bahasa baku
Ciri berikutnya, karya tulis ilmiah disusun menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Hal ini untuk menyesuaikan dengan segmentasi karya tulis ilmiah yang meliputi kalangan akademisi seperti mahasiswa, dosen dan juga peneliti.
Menggunakan bahasa baku juga memungkinkan kalangan akademisi dari berbagai daerah mampu memahami sebuah karya tulis dengan baik. Dengan demikian, hal ini dapat menghindari adanya kesalahpahaman.
8. Menggunakan kalimat efektif
Karya tulis ilmiah juga memiliki ciri-ciri menggunakan kalimat yang efektif. Oleh karenanya, kalimat efektif harus menggunakan unsur subjek, predikat dan objek, atau setidaknya dapat memberikan kemudahan bagi pembaca dalam memahaminya serta tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
9. Kohesi
Seperti yang kita ketahui, karya tulis ilmiah tersusun dalam bentuk bab-bab. Maka dari itu, karya tulis ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bab satu dengan bab yang lainnya agar runtut dan logis.
Demikianlah informasi mengenai pengertian, struktur, jenis dan ciri karya tulis ilmiah. Memahami hal-hal di atas tidak hanya bisa membantu kelancaran penyusunan karya tulismu yang terbaik, tetapi juga agar karya tulis yang kamu susun bisa memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Tuliskan Komentar