Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Cara Menulis Esai Hukum yang Terstruktur dan Mudah Dipahami

Cara Menulis Esai Hukum yang Terstruktur dan Mudah Dipahami

Cara Menulis Esai Hukum yang Terstruktur dan Mudah Dipahami

Ada beberapa cara yang harus kamu jadikan dasar atau tolak ukur dalam suatu penulisan karya tulis. Adapun kali ini kita akan membahas mengenai cara menulis esai hukum yang terstruktur dan mudah dipahami. Tapi sebelum kita masuk kepada pembahasan mengenai cara menulis esai hukum yang terstruktur dan mudah dipahami. Apakah kamu tahu apa itu esai hukum?

Cara Menulis Esai Hukum yang Terstruktur dan Mudah Dipahami

Esai hukum sendiri ialah karya tulis berupa pendapat/pandangan seseorang yang bersifat argumentatif yang membahas mengenai suatu permasalahan atau isu yang menarik untuk dikaji. Isi esai disampaikan dengan terstruktur dan logis berdasarkan fakta dan data yang ada serta berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Nah, terkait bagaimana cara menulis esai hukum yang terstruktur dan mudah dipahami, berikut adalah penjelasannya:

Menuliskan Latar Belakang Masalah

Kamu harus tahu bahwa dengan adanya suatu permasalahan pasti terdapat latar belakang dan alasan mengapa permasalahan itu dapat terjadi. Dalam langkah pertama ini kamu harus mencari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permasalahan tersebut.

Latar belakang masalah di sini dapat kamu tuliskan secara ringkas tapi jelas, yang dimana dapat kamu mulai dengan menulis sebab terjadinya permasalahan itu. Contohnya, apakah permasalahan yang diangkat ini bertentangan dengan peraturan perundang-undangan sehingga menuai pro dan kontra.

Nah, dari hal tersebut kamu dapat mencari tahu lebih dalam latar belakang permasalahan yang ingin kamu angkat. Singkatnya, suatu permasalahan muncul dari adanya ketidaksesuaian antara das sollen dan das sein yang ada. Adapun fungsi dari latar belakang ini adalah menjadi dasar dari pembahasan yang akan kamu tulis nantinya.

Menuliskan Pengertian atau Definisi

Dalam langkah kedua ini kita harus memasukkan aspek-aspek filosofis. Baik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan teori atau pendapat ahli yang relevan dengan pembahasan yang hendak dikaji. Pada tahap ini kamu harus memperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti sehingga penyampaian dari isi pengertian tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan benar.

Contoh: jika kamu ingin menggunakan bahasa asing dan teori atau pendapat ahli luar negeri (asing) maka kamu diminta untuk menterjemahkan terlebih dahulu bahasa tersebut kedalam bahasa Indonesia. Mengapa demikian? Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran pengertian atau definisi antara penulis dan pembaca.

Menuliskan Urgensi Permasalahan

Dalam sebuah karya tulis pasti terdapat urgensi atau alasan penting mengapa penulis ingin mengangkat tema dan judul tertentu pada karya tulisnya. Sama halnya dengan menulis esai hukum urgensi atau alasan penting harus dituliskan oleh penulis berdasarkan kerelevanan permasalahan yang ada. Urgensi di sini dapat kamu tuliskan dengan ringkas tetapi tetap memperhatikan landasan dasar dari permasalahan.

Penulisan urgensi disini dianggap penting karena akan membuat pembaca memahami alasan dari adanya kepenulisan esai hukum terkait permasalahan atau isu yang sedang dibahas oleh penulis.

Mencantumkan Dasar Hukum

Yang dimaksud dengan dasar hukum disini adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi tolak ukur dalam permasalahan yang dibahas. Dalam esai hukum kamu pasti sering mendengar mengenai dasar yuridis.

Nah, yang dimaksud dengan dasar yuridis adalah segala peraturan perundang-undangan yang dapat kita gunakan dalam suatu pembahasan permasalahan yang akan kita tulis nantinya. Jadi, pada dasar yuridis ini kamu dituntut untuk benar-benar detail dan rinci dalam mencantumkan suatu aturan hukum.

Mengapa demikian? Karena dasar hukum disini termasuk aspek paling penting dalam penulisan esai hukum, artinya esai hukum haruslah mencantukam aturan-aturan hukum yang ada. Yang dimana pencantuman ini bersifat wajib dan harus ditulis dengan kehati-hatian, karena jika kita mencantum dasar hukum yang tidak relevan atau bahkan salah dapat membuat isi esai yang ada menjadi tidak kompleks.

Mencantumkan Data Empiris

Rasanya kurang sempurna jika dalam kepenulisan esai hukum kita tidak memasukkan atau mancantumkan aspek yang paling penting, yakni data empiris. Data Empiris ini dapat kita ambil dari tinjauan secara sosiologis yang dimana data tersebut haruslah aktual dan terpercaya.

Mengapa demikian? Karena data empiris ini akan kita gunakan sebagai penguat dari suatu permasalahan yang sedang kita bahas dan juga dapat membantu pembaca dalam menambah informasi agar pembaca dapat memahami secara menyeluruh permasalahan yang sedang dibahas.

Menawarkan Solusi Dari Permasalahan

Langkah terakhir yakni solusi permasalahan. Jika esai dikatakan kurang sempurna tanpa adanya data empiris, maka esai akan tidak sempurna tanpa adanya solusi penulis. Dalam solusi ini kamu diminta untuk menuangkan pembaharuan gagasan atau hal-hal apa saja yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang telah kita bahas sejak awal.

Adanya solusi ini diperuntukan agar tulisan tidak hanya membahas permasalahan yang terjadi tetapi juga memberikan suatu ide baru untuk menyelesaikan permasalahan dan juga dapat menjadi suatu langkah dalam tindakan pencegahan agar permasalahan tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Yang pasti saat menulis sebuah esai hukum kamu harus menyajikan tulisan yang terstruktur dengan baik dan mudah dipahami. Sehingga pembaca dapat dengan nyaman membaca tulisan dan mudah mendapatkan informasi dari suatu permasalahan atau isu yang telah dikaji sebelumnya.

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko