Cara dan Tips Penting dalam Membuat Premis Cerita Novel
Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas perihal premis cerita atau ide dasar novel. Lalu bagaimana sih cara membuat premis novel? Untuk menjawab pertanyaan tersebut sekarang kita akan membahas cara dan tips penting untuk membuatnya, agar cerita yang kamu buat tetap solid. Artinya cerita atau konflik yang ada di novelmu tetap pada pondasi awal yaitu premis novelmu tersebut.
Cara dan Tips Penting dalam Membuat Premis Cerita Novel
Membuat premis bukanlah suatu perkara yang gampang, faktanya proses pengembangannya membutuhkan waktu, pikiran, dan tenaga. Namun ketika premis telah tersusun dengan kuat, segala pengorbanan itu akan terbayarkan karena proses menulis novelmu menjadi lebih mudah. Kamu juga terbantu karena meminimalisir terjadinya kondisi tersesat bagaikan di padang pasir atau menjumpai jalan buntu pada cerita yang kamu buat.
Ciri-ciri Premis yang Bagus
Premis yang bagus adalah premis yang mampu membantu mengembangkan cerita novelmu. Premis yang bagus seharusnya mampu menyampaikan keseluruhan cerita yang kamu buat. Selain itu premis cerita yang bagus juga harus tersusun secara spesifik, tidak bersifat terlalu umum. Apabila terlalu umum maka kamu memerlukan lebih dari satu novel untuk membuktikan premismu tersebut.
Cara Membuat Premis Novel secara Umum
Pada umumnya ada empat cara yang bisa kamu gunakan untuk menyusun premis cerita novelmu. Berikut ini adalah empat penjelasan cara tersebut.
1. Menentukan tema
Saat menulis tulisan jenis apapun termasuk novel, menentukan tema adalah langkah pertamanya. Kamu perlu memastikan untuk menggunakan tema yang sekiranya banyak diminati pembaca. Tema dapat digunakan sebagai peta yang memandumu menuju struktur cerita dan premis cerita novelmu.
2. Mengajukan pertanyaan “Bagaimana jika” untuk cerita yang akan kamu buat
Setelah membuat tema, langkah selanjutnya adalah mengajukan pertanyaan sederhana pada dirimu sendiri terkait dengan karakter, plot, atau insiden tertentu. Membuat dan menjawab pertanyaan ini dapat membuat ide ceritamu matang, dan pada akhirnya akan menjadikan premis ceritamu solid. Pertanyaan tersebut misalnya, bagaimana jika seorang korban bullying menikahi pembulinya dahulu?
3. Memastikan motivasi dari tokoh utama kuat
Premis yang bagus terlahir dari motivasi atau tujuan utama tokoh protagonis. Semakin kuat motivasinya, semakin bagus premis yang dibuat. Motivasi yang kuat tidak harus sesuatu hal yang rumit, hal yang sederhana terkadang justru lebih mudah diterima pembaca. Karena semakin sederhana motivasi tersebut, semakin mudah dimengerti pula oleh pembaca.
4. Menggunakan kalimat singkat, padat, dan jelas
Tulisakanlah premis ceritamu dalam kalimat yang singkat, padat dan jelas. Sebaiknya kamu menghilangkan kata-kata yang tidak diperlukan. Premis yang singkat, padat, dan jelas dapat membantumu ketika mengirimkan naskah ke penerbitan. Karena pada umumnya editor hanya akan membaca sekilas ide dasar ceritamu sebelum memutuskan dibaca lebih lanjut atau tidak.
Tips Penting yang Memudahkan dalam Membuat Premis Novel
Menyusun premis bukanlah suatu pekerjaan yang gampang. Namun tenang saja, karena ada tips yang bisa kamu terapkan untuk mengurangi kesulitanmu dalam menyusunnya. Melansir Writermag ada lima tips yang akan memudahkanmu menyusun ide dasar cerita. Lima tips ini bisa kamu terapkan agar tercipta premis yang kuat untuk novelmu.
Pertama identifikasi struktur inti ceritamu
Pada umumnya sebuah cerita adalah sebuah metafora yang mengarah pada terjadi perubahan yang terkait dengan tokoh dan plot. Berikut ini adalah tujuh struktur inti cerita yang harus ada pada ceritamu dan perlu kamu identifikasi. Apabila salah satunya hilang, kabur, atau kacau maka tidak akan terbentuk sebuah cerita.
1. Tokoh utama
Tokoh utama atau tokoh protagonis, kamu perlu menentukan siapa yang akan menjadi tokoh utama di cerita yang kamu buat. Bagaimana karakter si tokoh secara umum. Bisa juga mengenai ciri khusus yang dimiliki tokohmu tersebut.
2. Pemfokusan
Pemfokusan dalam hal ini berkaitan dengan apa yang menjadi pemicu awal sehingga mengakibatkan si tokoh utamamu tersebut mengambil langkah perubahan tertentu. Bisa dibilang bagaimana sih, si tokohmu itu bisa mengambil jalan tertentu dan apa masalah yang dihadapinya. Bagaimana masalah yang dimilikinya mampu atau memotivasinya berpindah dari tempat di mana cerita di mulai ke tempat di mana cerita diakhiri (ending).
3. Keinginan
Berkaitan dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh tokoh protagonismu dalam cerita yang kamu buat. Misalnya keinginan untuk menikahi pujaan hatinya, menjadi manusia kaya raya, atau keinginan untuk menguasai harta warisan keluarga, ingin menyelamatkan dunia, dan lain sebagainya.
4. Hubungan fokus
Dari keinginan si tokoh protagonis tersebut tentunya menciptakan hubungan. Hubungan fokus itu dilakukan dengan siapa oleh tokoh protagonismu dan apa yang menjadi fokus perhatiannya. Berkaitan dengan pemicu terciptanya alur cerita.
5. Perlawanan
Berkaitan dengan siapa dan juga bagaimana kekuatan yang melawan si tokoh protagonis. Pihak eksternal melawan tokoh protagonis dengan tujuan untuk menggagalkan misi tokoh protagonis. Sehingga menciptakan gesekan yang dramatis.
6. Petualangan atau ketidakteraturan
Adanya perlawanan tersebut menimbulkan ketidakteraturan, seringkali muncul di tengah cerita.
7. Perubahan
Berhasil mencapai tujuan atau tidak si tokoh protagonismu tetap saja Dia akan berpindah tempat dari posisi awal dimulainya cerita. Ketika Dia berhasil mencapai tujuan berarti di telah berevolusi, tapi jika tidak pun tidak menjadi masalah. Karena pada dasarnya tetap saja Dia berpindah dari posisi awal di mana Dia memulai perjalanan ceritanya.
Kedua pastikan kamu telah memiliki cerita
Cerita berbeda dengan situasi. Situasi merupakan bagian dari cerita. Seperti yang disebutkan di langkah pertama di atas, bahwa cerita harus mengandung tujuh struktur penyusun cerita. Sedangkan situasi memiliki ciri sebagai berikut.
- Situasi itu berupa masalah atau kesulitan yang memiliki solusi yang jelas.
- Situasi tidak mengungkapkan karakter, hanya ada cara untuk mengatasi/memecahkan masalah tersebut.
- Situasi tidak memiliki atau hanya ada sedikit subplot, lika-liku, atau komplikasi.
- Situasi itu terjadi pada saat itu, dan tidak memiliki perkembangan.
Ketiga memetakan struktur inti cerita ke anatomi garis premis
Anatomi garis premis berbentuk sebagai berikut ini:
[Ketika] beberapa peristiwa memicu karakter untuk bertindak, [karakter itu bertindak] dengan tujuan yang disengaja [sampai] tindakan itu ditentang oleh kekuatan eksternal, [mengarah ke] beberapa kesimpulan.
Struktur inti cerita pada poin satu dan dua diisikan untuk mengisi klausa [ketika]. Poin ketiga dan empat untuk mengisi bagian [karakter itu bertindak]. Poin kelima dan enam untuk mengisi klausa [sampai]. Untuk bagian klausa [mengarah ke] ini berkaitan dengan bagaimana peristiwa yang ada di cerita mengarah pada resolusi, keteraturan yang tersirat dalam semua peristiwa yang terjadi.
Keempat memfinalisasi garis premis
Langkah ini terkait dengan memfinalisasi bagaimana bentuk premis ceritamu. Proses finalisasi yaitu dengan mengisi setiap klausa yang ada di langkah ketiga di atas. Apabila kamu telah berhasil menyusunya, maka kamu bisa melihat keseluruhan struktur cerita dalam satu kalimat. Dengan demikian kamu telah memiliki cerita yang utuh bukan sekedar situasi.
Kelima menguji garis premis dengan pembaca objektif
Setelah premis ceritamu terbentuk, apakah kamu bisa langsung menulis novelmu? Lebih baik jangan, karena kamu perlu mendapatkan penilaian dari orang yang lebih ahli. Dan dapatkan penilaian yang objektifnya. Pertanyaan untuk penilaian tersebut, misalnya:
- Apakah garis premis ceritamu telah terlihat?
- Apakah mereka “melihat” keseluruhan cerita?
- Apakah ide dari premismu menarik dan akan membuatnya tertarik membuat cerita dari premis yang kamu buat tersebut?
- Apakah mereka merasakan awal, tengah, dan akhir dari jalan ceritamu?
Untuk mendapatkan penilaian ini, bisa dengan bertanya kepada mentor menulismu dari kelas menulis yang kamu ikuti. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan teman menulis di komunitas menulis yang lebih berpengalaman. Setelah mendapat penilaian dan mendapatkan nilai yang bagus maka kamu dapat memulai menulis dengan penuh rasa percaya diri.
Tuliskan Komentar