Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Unsur Stile (Gaya Bahasa) dalam Puisi dan Contohnya, Simak Yuk!

Unsur Stile (Gaya Bahasa) dalam Puisi dan Contohnya, Simak Yuk!

Unsur Stile (Gaya Bahasa) dalam Puisi dan Contohnya, Simak Yuk!

Sesuai dengan judul, artikel ini akan membahas mengenai unsur stile dalam puisi beserta contohnya. Mungkin sebagian besar dari kalian baru mendengar istilah “stile” ini. Padahal ini adalah salah satu unsur penting dalam karya sastra seperti puisi yang memang memiliki kekhasan gaya bahasa. Jadi mari kita simak pemaparannya di bawah ini!

Pernahkah kamu membaca puisi yang membuatmu kagum dengan diksi yang digunakan? Seperti yang kita tahu, diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh pengarang dalam karyanya. Diksi sendiri termasuk dalam ranah gaya bahasa. Dalam hal ini, ternyata ada ilmu khusus yang mempelajari tentang gaya bahasa yakni stilistika, yang dimana di dalamnya memuat unsur stile.

Unsur Stile (Gaya Bahasa) dalam Puisi dan Contohnya, Simak Yuk!

Sebelum membahas unsur stile lebih jauh, alangkah baiknya jika kita membahas tentang apa itu stilistika dan apa saja unsur stile yang ada di dalamnya. Langsung saja simak pembahasannya sampai akhir ya!

Apa Itu Stilistika?

Melansir dari situs web Wikipedia, stilistika atau ilmu gaya bahasa merupakan cabang ilmu linguistik (bahasa) yang berfokus pada analisis gaya bahasa. Stilistika sendiri diambil dari kata dalam bahasa Inggris yakni style atau gaya (stile) dalam bahasa Indonesia.

Semantara itu, menurut Nyoman Kutha Ratna, dari bukunya yang berjudul Estetika Sastra (2007), stilistika merupakan ilmu yang menyelidiki penggunaan bahasa dengan memperhatikan keindahan aspeknya. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa stilistika merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari penggunaan gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya.

Unsur Sile (Gaya Bahasa)

Setelah kita memahami apa itu stilistika dan hubungannya dengan stile, maka selanjutnya mari simak apa saja unsur stile tersebut. Namun, perlu diketahui bahwa untuk menganalisis atau mengkaji unsur stile dapat dilihat dari aspek bunyi, leksikal, gramatikal, dan bahasa figuratif yang ada di dalam karya sastra seperti puisi.

1. Aspek bunyi

Unsur stile dalam puisi yang pertama adalah aspek bunyi. Aspek ini dapat dipahami melalui bunyi konsonan, vokal, dan gabungan keduanya yang menghasilkan kata. Aspek bunyi biasanya digunakan untuk mengkaji puisi karena pada bait-bait puisi mengandung kata-kata tertentu.

Selain itu, pembacaan puisi yang baik dapat menggetarkan jiwa dan memukau pendengarnya, bahkan yang bukan penggemar sastra sekalipun. Hal ini tentu menujukkan bahwa aspek bunyi memiliki peranan yang sangat penting, bahkan keindahan puisi banyak dipengaruhi oleh keindahan bunyinya.

2. Aspek leksikal

Unsur stile yang kedua adalah aspek leksikal. Aspek ini memiliki makna yang sama dengan diksi yakni penggunaan bahasa yang sengaja dipilih oleh pengarang. Pengarang mempertimbangkan diksi ini dari segi bentuk dan maknanya.

Bentuk kata nantinya akan berkaitan dengan jenis kata yang digunakan. Sementara itu, makna kata yang dipilih biasanya yang memiliki konotasi-konotasi demi mencapai tujuan tertentu dan memperjelas makna puisi.

3. Aspek gramatikal

Unsur stile selanjutnya yakni aspek gramatikal. Gramatikal menjadi unsur stile yang berhubungan dengan sintaksis (ilmu bahasa yang mengkaji segala hal mengenai tata bahasa dalam suatu kalimat) seperti frasa, kalusa, dan kalimat. Analisis aspek gramatikal meliputi pengacuan (reference), substitusi (subtitution), pelesapan (ellipsis), dan penghubung (conjungtion).

4. Bahasa figuratif

Unsur stile dalam puisi berikutnya bahasa figuratif. Definisi bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan untuk menyatakan suatu makna dengan cara yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan yang diucapkan. Aspek ini digunakan oleh para penyair untuk mengatakan suatu hal dengan cara yang tidak langsung mengungkapkan makna.

Contoh Analisis Unsur Stile dalam Puisi

Aku Ingin

Karya Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

a. Aspek bunyi

Dalam puisi “Aku Ingin” ini terdapat unsur bunyi berupa persajakan, irama, nada dan suasana. Persajakan yang terdapat pada puisi tersebut berupa asonansi (pengulangan bunyi vokal dalam satu baris kalimat) dan aliterasi (pengulangan bunyi konsonan dalam satu baris kalimat).

Pada bait puisi tersebut ditemukan banyak asonansi vokal [a]. Larik pertama hingga terakhir didominasi oleh asonansi vokal [a], karena pada larik-larik tersebut ditemukan banyak vokal [a] baik itu di awal, di tengah, maupun di akhir kata.

Aliterasi juga terdapat pada larik petama, keempat, kelima, dan keenam. Pada larik-larik tersebut ditemukan aliterasi konsonan [n]. Dengan adanya asonansi dan aliterasi dalam puisi tersebut dapat membangkitkan evokasi atau peraturan sajak untuk membangkitkan bunyi-bunyi pada kata-kata yang mirip.

Pada puisi “Aku Ingin” terdapat efoni atau keteraturan bunyi sehingga dapat membangkitkan irama dan membuat puisi menjadi melodis. Efoni itu muncul karena adanya asonansi dan aliterasi pada larik-larik puisi tersebut. Nada dan suasana yang sesuai juga dapat menjadi faktor pendukung keindahan puisi tersebut.

Puisi akan semakin indah jika dibawakan dengan nada dan suasana yang sesuai. Puisi “Aku Ingin” ini sangat cocok dibacakan dengan nada yang lembut, halus, tidak terlalu cepat, dan penuh penghayatan. Suasana yang dapat mendukung puisi tersebut adalah suasana romantis.

b. Aspek leksikal

Pada puisi “Aku Ingin” terdapat aspek leksikal berupa sinonimi atau persamaan kata, seperti pada kata diucapkan yang sama maknanya dengan disampaikan. Selain itu terdapat kolokasi atau kata yang cenderung digunakan berdampingan, seperti pada kata awan dan hujan serta api dan abu.

c. Aspek gramatikal

Pada puisi “Aku Ingin” terdapat aspek gramatikal berupa referensi endoporis atau pengacuan yang terdapat di dalam teks, seperti pada kata aku, -mu, dan -nya. Lalu terdapat substitusi nominal, seperti pada kata aku, kayu, api, abu, awan, dan hujan. Substitusi verba, seperti pada kata mencintaimu, diucapkan, menjadikannya, disampaikan. Selanjutnya terdapat konjungsi, seperti pada kata dengan dan yang.

d. Bahasa figuratif

Pada puisi “Aku Ingin” terdapat bahasa figuratif atau bahasa yang berbeda dari bahasa pada umumnya, karena bahasa yang digunakan mengandung makna konotatif atau makna kias yaitu makna bukan sebenarnya.

Pada puisi tersebut terdapat majas paralelisme, seperti pada larik pertama dan keempat. Karena terdapat pengulangan kalimat dalam satu bait puisi, lalu pada larik kedua dan kelima juga terdapat pengulangan kata dengan pada satu bait puisi.

Majas personifikasi atau majas yang membuat benda mati seolah-olah hidup, terdapat pada larik dengan kata yang tak sempat diucapkan; kayu kepada api yang menjadikannya abu, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan; awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Lalu majas polisendenton atau gaya bahasa yang mengungkapkan frasa, klausa, maupun kalimat dengan menggunakan kata sambung, seperti pada semua larik puisi yang semua lariknya mengandung kata dengan dan yang.

Nah itu tadi penjelasan tentang unsur stile dalam puisi berserta contoh analisisnya. Kamu bisa mencoba menganalisis atau mengkaji diksi dalam puisi berdasarkan unsur stilenya. Untuk pemaparan yang lebih lengkap, kamu bisa membaca literatur-literatur tentang stilistika dan unsur stile dalam karya sastra. Semoga artikel ini bermanfaat!

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko