5 Teknik Copywriting Mudah untuk Penulis Pemula
Copywriting adalah seni sekaligus sains karena membutuhkan kreativitas, rasa keindahan dan pengetahuan khusus tertentu. Copywriting memungkinkan penulis untuk membuat pemasaran konten yang tidak hanya praktis dan persuasif namun juga mengagumkan. Penulis pemula dapat mempelajari teknik copywriting dengan baik dan mudah.
Menulis iklan juga merupakan sains karena terdapat berbagai pengujian, percobaan, kegagalan, peningkatan, terobosan, pendidikan, hingga prediktabilitas. Iklan ilmiah memungkinkan kamu mengembangkan ide bisnis daring, lalu menguji ide-ide tersebut, dengan begitu kamu dapat mengetahui apakah pemasaran konten telah berhasil.
5 Teknik Copywriting Mudah untuk Penulis Pemula
Ada berbagai cara untuk menguasai copywriting dengan baik. Penulis pemula dapat memperhatikan dan melakukan langkah-langkah berikut untuk mencapai hasil konten iklan yang baik.
1. Copywriting biasa
Pendekatan paling dasar untuk copywriting adalah memperkenalkan produk tanpa tipu muslihat atau gaya. Teknik ini adalah presentasi sederhana tentang fakta dan manfaat.
Gaya copywriting ini tidak memiliki cerita, tidak ada percakapan, tidak ada semangat, dan tidak ada klaim superlatif. Copywriting biasa adalah jenis copy yang tidak memerlukan bahasa sastra apa pun, tetapi jika kamu telah mempelajari cara menulis kalimat yang bagus, maka akan dapat menyelesaikan pekerjaan.
Teknik ini bekerja dengan cara memberi calon pelanggan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat tentang produk. Pastikan bahwa setiap informasi yang tersaji bermanfaat sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
2. Teknik Copywriting Bercerita
Semua orang menyukai cerita yang bagus, kamu pasti juga suka mendengar cerita menarik tentang segala hal. Orang-orang yang telah mengalami tantangan dapat memberi tahu kamu bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut. Nah, secara kebetulan produk kamu adalah katalisator untuk mengatasi rintangan tersebut.
Kamu mungkin menemukan teknik penjualan cerita ini dalam rangkaian email, halaman arahan, atau video pendek. Apa pun formatnya, kamu akan mendapatkan empat ciri dasar dalam cerita, yakni sebagai berikut.
1. Pembukaan
Perkenalkan rasa sakitnya. Tunjukkan bagaimana karakter cerita tersebut memiliki kehidupan yang normal, lalu bagaimana kehidupan itu hancur oleh perubahan peristiwa.
2. Konflik
Bagaimana kehidupan karakter utama terancam jika dia tidak menanggapi masalah tersebut? Seperti apa perjalanannya saat dia mengatasi tantangan ini?
3. Dialog
Orang-orang tertarik pada percakapan dalam sebuah cerita. Hal tersebut dapat berakar dari ketertarikan manusia berbicara satu sama lain.
4. Solusi
Akhirnya, produk kamu diperkenalkan sebagai obat untuk masalah karakter. Kamu dapat meningkatkan kredibilitas produk dengan membagikan hasil tertentu (peningkatan konversi sebesar 347%, misalnya).
Cerita kamu tidak harus dramatis namun harus menarik bagi audiens target. Di sinilah penelitian yang baik sangat berperan untuk menganalisis karakter audien target.
3. Menulis Salinan yang Bersifat Percakapan
John Caples menyebut salinan percakapan sebagai “Anda dan Saya.” Dalam gaya salinan ini, kamu menulis seolah-olah ada percakapan antara dua orang yaitu antara penulis salinan dan prospek.
Bahasa di sini tidak akan berbeda dengan seorang penjual yang duduk untuk makan siang dengan seorang pelanggan dan berbicara melalui presentasi penjualan. Metode ini adalah pendekatan langsung yang mencoba mengidentifikasi dengan pembaca.
Ingatlah bahwa kamu tidak harus menjadi penulis salinan yang ahli untuk membuat salinan percakapan yang efektif. Sering kali hasrat yang kuat terhadap apa yang kamu coba promosikan akan terpancar secara alami. Faktanya, kamu dapat merekam percakapan tentang produk, menyalin percakapan tersebut, dan menggunakannya sebagai draf kasar.
4. Naskah Imajinatif John Lennon
Ketika John Lennon meminta kita untuk membayangkan tidak ada surga atau neraka, tidak ada negara, agama atau perang, ia tanpa sadar telah menggunakan alat persuasi yang efektif yaitu naskah imajinatif. Sebagai pengiklan yang sedang belajar cara menulis naskah, kamu dapat meminta audiens target untuk membayangkan bagaimana cara mudah menurunkan berat badan, atau bagaimana rasanya menjadi wanita karier yang sukses.
Naskah imajinatif biasanya dimulai dengan kata-kata seperti “bayangkan,” “tutup mata Anda,” “pura-pura sejenak,” “temukan,” atau “bayangkan ini” di baris subjek email atau paragraf pertama teks. Pembeli sering diminta untuk membayangkan hidup dengan cara tertentu atau untuk berpura-pura seperti apa rasanya menjalani impian, apa pun jenisnya. Kemudian, penulis naskah akan melukiskan gambaran tentang pencapaian kehidupan ideal itu melalui produk tertentu.
5. Naskah panjang
Premis mendasar di balik naskah panjang adalah “Semakin banyak kamu bercerita, semakin banyak kamu menjual.” Iklan yang banyak berisi fakta dan manfaat akan menghasilkan konversi yang baik. Hal ini dapat terjadi karena tidak seperti percakapan tatap muka dengan seorang penjual, iklan tertulis hanya memiliki satu kesempatan untuk mengonversi pembaca.
Jika kamu berhasil menjangkau pembaca, kamu harus menjabarkannya secara gamblang. Saat kamu menulis naskah panjang, penting untuk mempelajari cara menulis poin-poin penting. Poin-poin tersebut membantu memastikan detail terpenting yang menonjol.
Saat kamu mengikuti aturan dasar pemasaran konten yang berhasil, ingatlah bahwa tidak harus menyajikan semua fakta dan manfaat di awal. Kamu dapat membocorkan presentasi selama beberapa minggu melalui penjawab otomatis email atau pustaka konten berbasis pendaftaran. Dengan cara ini, kamu akan mengubah naskah panjang menjadi cuplikan yang pendek dan mudah dicerna.
Terdapat beragam teknik copywriting yang mudah diterapkan oleh penulis pemula. Kamu dapat mencoba berbgai teknik tersebut untuk meningkatkan penjualan.
Tuliskan Komentar