Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Review Buku Jouska, Kumpulan Puisi Untuk Perayaan Isi Kepala

Review Buku Jouska, Kumpulan Puisi Untuk Perayaan Isi Kepala

Review Buku JOUSKA, Kumpulan Puisi Untuk Perayaan Isi Kepala

Pernahkah kamu merasa pikiran terlalu ramai tetapi jiwa tetap merasa kesepian? Kamu bukan satu-satunya manusia yang merasakan hal seperti itu. Itu adalah hal yang wajar, aku pun kerap merasakan pikiran yang ramai tetapi merasa kesepian. Itulah sebabnya, saya ingin menuliskan review buku Jouska. 

Review Buku Jouska, Kumpulan Puisi Untuk Perayaan Isi Kepala

Jouska merupakan buku kumpulan puisi untuk merayakan kesepian jiwa di tengah ramainya pikiran. Pikiran dan jiwa memang kerap tidak sejalan. Namun itulah yang menarik dari keduanya. Buku ini tidak akan menjadikan pikiran dan jiwa menjadi selaras. Buku ini hadir untuk mengajakmu merayakan ketidakselarasan.

Tentang Buku

Buku dengan judul Jouska memiliki berat 300 gram dengan dimensi 20 × 14 × 2 cm. Dengan sampul berwarna gelap, identik dengan kesepian. Sudah sangat mencerminkan isi buku bukan? Buku ini diterbitkan oleh Detak Pustaka, dan ditulis oleh Muhammad Ilham Wahid.

Kelebihan

Sejak awal yang membuat saya tertarik adalah judul yang menggunakan kata hipotesa yang menarik. Jouska adalah sebuah istilah untuk sebuah percakapan yang hanya ada di dalam kepala seseorang. Artinya, ini adalah percakapan tentang dirinya sendiri dengan dirinya sendiri.

Tentu itu yang pertama kali menarik minat saya untuk membaca buku ini. Mengingat, ini cocok dengan kepribadian saya. Setelah tertarik dengan judul buku, saya tidak serta merta ingin membaca buku ini. Ada yang lebih menarik dari buku ini.

Sinopsis yang menantang pembaca untuk ikut andil dalam pikiran penulis. Sinopsis sederhana itu seperti ini, “Tidak ada hal menarik di sini, tidak begitu menakjubkan, tidak ada jaminan harimu yang redup kembali terang. Buku ini tidak menawarkan itu semua”

Justru penggalan kalimat sinopsis itulah yang menarik menurut saya. Karena, sebagai seseorang yang lebih sering berbicara pada diri sendiri, saya kerap merasa tidak mencari hal-hal yang istimewa untuk saya dapatkan. Saya juga tidak berharap hal yang luar biasa dari apa yang saya lakukan.

Jika penulis menulis buku ini atas perasaan kesepian jiwa dan kebisingan pikirannya, akan saya sampaikan bahwa buku karya penulis telah berhasil berbicara pada pembacanya. Pembacanya adalah seseorang yang memiliki jiwa dan pikiran serupa dengan penulisnya.

Dari judul dan sinopsis, sudah sangat cukup memikat saya untuk membaca buku ini. Buku kumpulan puisi yang dijanjikan penulis cukup untuk membuat tertawa, menangis dan marah sekaligus. Bukankah ini menarik untuk dibaca?

Kekurangan

Secara objekif, saya akan menyampaikan penilaian saya sesuai dengan anggapan dan selera saya. Artinya, ini hanyalah opini yang dilandaskan atas selera pribadi saya.

Menurut saya, sampul buku kurang memberikan kesan bahwa buku ini adalah buku kumpulan puisi. Sekilas, saya kira ini adalah buku novel. Benar, memang secara ilustrasi menggambarkan bahwa ia berdialog dengan dirinya sendiri. Tetapi entah mengapa, desain sampul memberikan kesan pertama ini adalah novel.

Itu saja yang menurut saya, cukup menjadi plot twist kesan pertama saya. Namun setelah membaca anak judul, yang tertulis “kumpulan puisi” menjadikan saya paham bahwa ini adalah buku kumpulan puisi.

Teknik Penulisan

Seperti yang kita tahu, bahwa puisi ada untuk dinikmati. Karena, jika puisi dimaknai secara harfiah dan secara ilmiah tentu puisi akan dianggap sebagai karya tulis gagal.

Artinya, puisi tidak bisa dengan seenaknya dikritik perihal teknik penulisan. Namun kritik teknik penulisan menjadi kewajiban saya setiap menulis review buku. Maka akan tetap saya lakukan secara garis besarnya saja.

Sebagai peminat puisi dan termasuk dalam golongan orang suka berpuisi, teknik penulisan cukup sederhana dan mampu menciptakan dimensi lain di setiap judulnya.

Penulis mengumpulkan puisi-puisi dalam satu buku ini, saya rasa tidak serta merta agar diterbitkan. Melainkan memang benar-benar ingin menciptakan ruang diskusi antar perasaan melalui puisi.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, nyatanya tidak hanya melalui sinopsis saja yang berhasil berkomunikasi dengan calon pembacanya. Karena isinya pun telah mampu menciptakan berbagai ruang dimensi untuk berkomunikasi dengan pikiran sendiri melalui puisi.

Saya selalu berkata kepada beberapa orang terdekat saya, jika sedang berdiskusi tentang puisi. Pendapat saya, yang telah disetujui oleh rekan-rekan saya, bahwa tidak semua penulis mampu berbicara dengan pembacanya. Terlebih jika itu adalah bait puisi.

Berbeda dengan novel yang mampu membangun citra pandang pembaca melalui alur ceritanya yang berkelanjutan. Sedangkan puisi hanya menciptakan beberapa kata menjadi kalimat dan tersusun beberapa bait saja. Tapi nyatanya, puisi bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perasaan pembacanya.

Artinya, tidak semua penulis bisa menulis puisi. Tetapi, kemungkinan besar bahwa seorang penulis puisi bisa menuliskan karya sastra lainnya yang dibukukan. Dan Muhammad Ilham Wahid telah berhasil berbicara dengan pembacanya melalui puisi-puisinya.

Penilaian

Menurut penilaian saya, buku ini akan saya rekomendasikan bagi kalian yang tidak mudah berdiskusi dengan orang lain. Terlebih jika perihal masalah pribadi. Buku ini sangat cocok untuk kamu baca untuk mengisi sela-sela pikiran yang sibuk dengan banyak hal.

Saya juga merekomendasikan buku ini untuk bacaan sehari-hari karena buku ini cukup menghibur dan ringan untuk dibaca. Tidak membutuhkan konsep atau terori yang terselubung. Sehingga menjadikan pembaca lebih menikmati isinya.

Sekian review buku Jouska dari saya, semoga dengan adanya tulisan ini dapat membantu kamu yang sedang mencari referensi buku bacaan. Sekian dan sampai jumpa di review buku selanjutnya!

 

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko