Menulis Cerita Religi Romantis yang Menarik, Simak 5 Tipsnya!
Saat ini cerita dengan genre religi romantis atau spiritual romance tengah naik daun dan mulai banyak digemari. Cerita dengan genre ini memang selalu memiliki tempat tersendiri di hati para peminatnya. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya novel baru yang berhasil terbit dengan mengangkat genre tersebut.
Banyak juga novel dengan genre religi romantis telah menjadi best seller dengan jutaan pembaca. Tidak hanya sampai di situ saja, telah banyak industri perfilman Indonesia yang tak jarang mengadaptasi novel dengan genre tersebut sebagai film layar lebar maupun web series, contohnya seperti Wedding Agreement, Satu Amin Dua Iman, Merindu Cahaya De Amstel, Hati Suhita, dan masih banyak lagi.
Menulis Cerita Religi Romantis yang Menarik, Simak 5 Tipsnya!
Cerita religi tidak pernah jauh-jauh dari unsur agama seperti al-Quran, sunah, cerita nabi dan para sahabatnya. Penyampaiannya ceritanya juga harus tepat, agar pembaca tidak merasa digurui. Oleh karenanya, menulis cerita religi dengan bumbu-bumbu romantisme memiliki tantangan tersendiri. Berikut ini tips menulis cerita religi romantis yang menarik, simak yuk!
1. Memperbanyak Bacaan dengan Tema Religi
Ketika kamu memutuskan untuk menulis suatu cerita apapun genrenya, pasti hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memperbanyak literatur atau bacaan. Hal tersebut juga berlaku pada genre religi romantis. Kamu perlu banyak membaca novel islami, cerpen islami, buku-buku islami seperti sejarah tokoh-tokoh islam, hadist nabi, bahkan al-Quran.
Bukan tanpa alasan, hal-hal di atas akan membuatmu kaya akan ide cerita, pengetahuan tentang keislaman, yang hal tersebut akan menjadi pondasimu dalam menulis. Karena menulis cerita dengan genre ini tidak akan jauh-jauh dari hal-hal tersebut.
2. Mempersiapkan Kerangka Cerita
Tips selanjutnya adalah mempersiapkan kerangka cerita atau outline. Pada tahap ini kamu dapat menentukan tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang yang akan digunakan, serta gaya bahasa penceritaan.
Tentukan tema berdasarkan idemu. Selanjutnya kamu perlu membuat tokoh dengan karakter yang kuat. Tokoh ini biasanya dianugerahi dengan perangainya yang baik. Namun, ingat tokoh tersebut harus tetap humanis ya, karena tidak ada manusia yang sempurna. Setelah itu tentukan alur ceritanya, bagaimana orientasi, konflik, klimaks, hingga ending, agar kamu tidak kebingungan di tengah alur cerita.
Kamu juga perlu menentukan latar ceritamu. Biasanya latar yang khas dari genre religi romantis adalah negara dengan mayoritas islam, pesantren, dan masjid. Namun, jika kamu ingin mengambil setting tempat dengan minoritas islam pun tetap diperbolehkan.
Terlepas dari unsur-unsur di atas, pastikan ceritamu memiliki keunikan dan ciri khasmu sendiri, entah itu dari gaya bahasamu, ide ceritamu, atau hal lainnya. Karena itulah yang nantinya akan menjadi daya tarik pembaca untuk membaca ceritamu.
3. Perhatikan Aturan Penulisan Cerita Religi
Tips menulis cerita religi romantis berikutnya adalah kamu perlu memperhatikan aturan penulisan cerita religi. Meski ada unsur romantis di dalam ceritamu, kamu tetap harus memperhatikan adegan-adegan romantis yang akan kamu buat, jangan sampai melanggar aturan agama.
Bahasa yang kamu gunakan juga harus baik dan santun. Dialog dan alur cerita harus tetap mengarah pada hal-hal yang positif. Proses penceritaan juga harus tetap pada jalur dan tujuan utama yakni nilai-nilai kebaikan.
4. Sisipkan Kutipan-Kutipan Islami
Jika kamu sering membaca novel dengan genre religi romantis, pasti akan sering menemukan kutipan-kutipan islami. Kutipan-kutipan seperti quote bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk membaca bahkan membeli karyamu ketika terbit. Oleh karena itu, cobalah untuk menyisipkan kutipan-kutipan islami di dalam ceritamu.
5. Menulislah dengan Sepenuh Hati
Tips menulis cerita religi romantis yang terakhir adalah tulislah dengan sepenuh hati. Menulis cerita religi romantis sebenarnya bisa menjadi sarana untuk berdakwah. Kamu tidak perlu terlalu memikirkan royalti yang akan kamu dapatkan, berapa banyak pembacamu, serta karyamu akan best seller atau tidak. Anggap saja hal-hal tersebut hanyalah bonus, yang terpenting adalah kepuasanmu saat menulis.
Namun, meski sarana untuk berdakwah, kamu perlu menghindari agar apa yang kamu tulis tidak terkesan kaku dan menggurui. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan jika ingin menyisipkan unsur keagamaan, maka tujukanlah itu untuk dirimu sendiri, sehingga pembaca tidak akan merasa tersinggung dan digurui.
Nah, itu tadi tips menulis cerita religi romantis yang dapat kamu terapkan. Menulis genre ini memang memiliki tantangan tersendiri, tetapi jangan jadikan itu sebagai penghalang niatmu untuk menulis, sebaliknya jadikan itu sebagai pelecut semangat dalam menulis. Jadi, jangan ragu untuk menulis cerita dengan genre ini, ya. Semangat!
Tuliskan Komentar