5 Bentuk Mobilitas Sosial beserta Contohnya yang Wajib Diketahui

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu bergerak secara terus-menerus hingga mendatangkan perubahan dalam hidupnya. Sosiologi mengenal peristiwa ini dengan istilah mobilitas sosial. Terdapat beberapa bentuk mobilitas sosial dalam masyarakat yang harus kita kenali.
Dengan mengenal dan memahami bentuk-bentuk mobilitas sosial, kita dapat mengidentifikasi dan menganalisis berbagai gejala sosial yang ada di masyarakat. Mobilitas sosial memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukan sosial. Lembaga yang berperan penting dalam hal ini adalah institusi pendidikan, karena dapat meningkatkan kecakapan, kemampuan berpikir, dan ilmu pengetahuan.
5 Bentuk Mobilitas Sosial beserta Contohnya yang Wajib Diketahui
Nah, apabila kamu ingin lebih mengerti dan memahami bentuk-bentuk mobilitas sosial, artikel ini patut kamu baca. Artikel ini akan membahas bentuk-bentuk mobilitas sosial lengkap dengan contohnya yang nyata terjadi dalam masyarakat. Berikut penjelasan selengkapnya.
Pengertian Mobilitas Sosial
Menurut salah satu tokoh sosiologi terkemuka asal Australia, Paul B. Horton, mendefinisikan mobilitas sosial sebagai proses perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial yang lain atau peralihan dari suatu strata sosial ke strata sosial lainnya. Sementara itu, menurut H. Edward Ransford, mobilitas sosial adalah pergantian posisi dari atas ke bawah atau sebaliknya yang terjadi di lingkungan sosial secara hierarki.
Maka, dapat kita simpulkan bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan atau pergerakan status sosial seseorang atau sekelompok orang menuju status sosial lainnya secara berjenjang/bertingkat. Ciri-ciri umum dari mobilitas sosial, yaitu terjadi perubahan kelas sosial, terjadi dalam diri individu atau kelompok, dan memiliki dampak sosial.
Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya
Secara garis besar, bentuk-bentuk mobilitas sosial terbagi menjadi lima. Berikut uairan selengkapnya.
1. Mobilitas sosial horizontal
Horizontal mempunyai makna sejajar atau setara. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa mobilitas sosial horizontal adalah pergeseran kedudukan sosial seseorang atau kelompok yang tidak mengubah jejang atau kelas sosialnya, sehingga bersifat tetap dan sepadan dengan sebelumnya. Bentuk mobilitas sosial ini sering kita temui di sekitar lingkungan tempat tinggal, sekolah, atau tempat kerja.
Pada umumnya, mobilitas sosial horizontal berlangsung ketika individu beralih status kewarganegaraan atau melakukan mutasi kerja tetapi dengan posisi/jabatan yang masih sama. Oleh karena itu, individu atau kelompok yang melangsungkan mobilitas horizontal tidak mengalami perubahan signifikan dalam hidupnya. Namun, tetap harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.
Contoh mobilitas sosial horizontal, yakni sebagai berikut:
- Dita merupakan siswa kelas VIII SMP di Surabaya, lalu berpindah sekolah ke sebuah SMP di Jakarta.
- Pak Budi awalnya bekerja sebagai pengemudi ojek pengkolan, kini berganti menjadi pengemudi ojek online.
- Seorang ASN kementerian pendidikan dipindahtugaskan ke kabupaten Bandung dengan posisi pekerjaan/jabatan yang sama, yaitu pengembang teknologi pembelajaran.
- Bapak Agus adalah seorang pedagang sembako asal Madura, kemudian merantau ke Bandung untuk berdagang buah dan sayur.
2. Mobilitas sosial vertikal
Berbeda dengan mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal memiliki arti pergeseran kedudukan sosial individu yang awalnya berada di posisi atas kemudian melangalami penurunan (tidak sederajat). Maka dari itu, bentuk mobilitas sosial ini terbagi menjadi dua, yaitu mobilitas sosial vertikal naik atau social climbing dan mobilitas sosial vertikal turun atau social sinking.
Social climbing
Sesuai dengan istilahnya, social climbing merupakan pergerakan status sosial yang awalnya berada di tingkat rendah menuju tahapan yang lebih tinggi. Terdapat banyak faktor pendukung seseorang bisa merasakan peningkatan status sosial, antara lain akses pendidikan yang memadai, kemampuan/keterampilan individu, dan dorongan untuk mendapatkan penghasilan tinggi.
Di bawah ini adalah beberapa contoh mobilitas sosial vertikal naik (social climbing), yaitu:
- Bu Ratna yang awalnya seorang guru agama Islam, mengalami kenaikan jabatan sebagai kepala sekolah.
- Karena kinerja yang baik, Fadiah yang semula karyawan biasa naik jabatan menjadi manajer di sebuah perusahaan.
- Setelah lama menganggur dan mencari pekerjaan, akhirnya ia diterima menjadi pramusaji di sebuah restoran Jepang ternama.
Social sinking
Kebalikan dari mobilitas sosial vertikal naik, social sinking memiliki arti pergerakan kedudukan sosial individu atau kelompok yang semula berada di status sosial atas menuju status sosial yang lebih rendah. Banyak faktor yang memengaruhi bentuk mobilitas sosial ini, antara lain karena kurangnya integritas dalam bekerja, pelanggaran kode etik, perubahan struktur organisasi, ketidaksesuaian kompetensi, dan pensiun.
Berikut sejumlah contoh mobilitas sosial vertikal turun (social sinking):
- Seorang Mayor TNI Angkatan Laut resmi mengakhiri masa jabatannya karena pensiun dan saat ini menghabiskan waktu bersama keluarganya.
- Seorang kepala dinas suatu lembaga tidak berkerja secara efektif dan tidak bertanggungjawab, sehingga ia turun pangkat menjadi staf bagian umum.
- Andi yang awalnya seorang kapten tim basket berganti status mejadi pemain basket biasa.
3. Mobilitas sosial lateral
Bentuk mobilitas sosial yang ketiga yakni lateral atau orang awam lebih familiar dengan istilah mobilitas geografis. Mobilitas sosial lateral merupakan perpindahan individu atau kelompok (secara fisik) dari suatu wilayah ke wilayah lain.
Hal ini bisa dikarenakan sejumlah faktor, misalnya mengikuti program transmigrasi dari daerah yang padat penduduk hingga menetap dan bekerja di daerah yang penduduknya terbatas. Faktor pendukung terjadinya mobilitas sosial lateral lainnya adalah urbanisasi yang dilakukan oleh kaum muda untuk melanjutkan pendidikan atau mendapatkan pekerjaan.
Contoh bentuk mobilitas sosial lateral adalah sebagai berikut:
- Desy dan keluarganya pindah tempat tinggal dan sekolah ke suatu daerah karena mengikuti pekerjaan Ayahnya.
- Pak Zainal dan istrinya melakukan urbanisasi ke Surabaya demi menyambung hidup.
- Anastasia pindah ke Jerman karena meneruskan pendidikan dan kuliah kedokteran di sana.
4. Mobilitas sosial antargenerasi
Sebelum kita membahas tentang definisi mobilitas sosial antargenerasi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian generasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), generasi berarti sekumpulan orang yang memiliki waktu/masa hidup yang sama. Dengan kata lain, kita dapat menggambarkan generasi sebagai sekolompok individu yang punya rentang usia dan pengalaman hidup yang serupa.
Jadi, dapat kita rangkum bahwa mobilitas sosial antargenerasi merupakan peralihan status sosial yang melibatkan dua generasi atau lebih. Perpindahan kedudukan sosial tersebut dapat bersifat naik atau turun. Hal ini terlihat dari perbedaan status sosial antara kakek/nenek, ayah/ibu, dan anak.
Berikut merupakan contoh mobilitas sosial antargenerasi yang sering kita lihat di kehidupan bermasyarakat, yaitu:
- Kakek Ani bekerja sebagai nelayan, Ayahnya merupakan pemilik usaha konveksi, dan kini ia berhasil lulus S2 hingga menjadi seorang dosen.
- Fahmi yang mulai SD senang membantu Ibunya berjualan makanan di kantin sekolah, sekarang sukses memiliki profesi sebagai pengusaha katering.
- Reihan adalah anak dari seorang anggota DPR RI yang terlibat kasus menyalahgunaan obat-obatan terlaranng (narkoba) sehingga harus mendekap di jeruji besi.
5. Mobilitas sosial intragenerasi
Sebelumnya, kita sudah mengenal pergerakan status sosial yang terjadi pada beberapa generasi yang berlainan. Kali ini, kita akan memahami bentuk mobilitas sosial intragenerasi yang berarti bahwa adanya pergerakan kedudukan sosial yang terjadi pada satu generasi yang sama. Bentuk mobilitas sosial ini juga bersifat naik atau turun.
Agar lebih paham, kita simak berbagai contoh mobilitas sosial intragenerasi di bawah ini:
- Pada mulanya, Ibu Retno menjalankan usaha membuat kue sendirian, lambat laun beliau berhasil merekrut tiga pegawai yang memiliki usia sama.
- Naura dan Naomi merupakan saudara kembar yang melamar pekerjaan di perusahaan yang sama. Namun, perusahaan tersebut hanya menerima satu kandidat, yaitu Naomi. Pada akhirnya Naura harus berusaha lagi demi memperoleh pekerjaan impian.
- Anak tertua menjadi kepala dinas pendidikan, anak kedua seorang kepala SMA, dan anak terakhir bekerja sebagai guru honorer.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, bentuk-bentuk, dan contoh mobilitas sosial yang bisa kita saksikan secara nyata di sekitar lingkungan tempat tinggal. Semoga dengan membaca artikel ini, pengetahuan dan wawasan kamu tentang ilmu sosial menjadi semakin meningkat.
Tuliskan Komentar