Buku Diamku Berisik
Rp60,000
Buku ini merupakan buku kedua yang penulis kumpulkan. Kembali lagi, dari hasil kegabutan penulis. Jika buku pertama lebih mengarah ke kumpulan quotes, dengan berbagai masukan, penulis menulis buku kedua ini dengan sedikit lebih banyak kata, yakni dalam bentuk puisi.
Kumpulan puisi ini merupakan bentuk nyata dari bisikan-bisikan suara di kepala penulis yang sepertinya menarik untuk diketahui banyak orang. Isi puisi ini kebanyakan merupakan pertanyaan dan pernyataan remeh-temeh yang berusaha dijawab dan diungkapkan oleh penulis sendiri, serta hal-hal random lain yang penulis pikirkan dan rasakan. Buku ini tidak berusaha dibuat menarik mungkin, tetapi tetap kelihatan asyik sehingga kamu yang sebelumnya memandang puisi hanya berkata “Oh, begini saja” akan berkata “Wow, ternyata…” setelah membacanya.
Alasan berbelanja di Detak Pustaka Toko
- Produk 100% Original
- Garansi Uang Kembali
- Banyak Metode Pembayaran
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Berat | 250 gram |
---|---|
Dimensi | 20 × 14 × 2 cm |
Buku ini merupakan buku kedua yang penulis kumpulkan. Kembali lagi, dari hasil kegabutan penulis. Jika buku pertama lebih mengarah ke kumpulan quotes, dengan berbagai masukan, penulis menulis buku kedua ini dengan sedikit lebih banyak kata, yakni dalam bentuk puisi.
Kumpulan puisi ini merupakan bentuk nyata dari bisikan-bisikan suara di kepala penulis yang sepertinya menarik untuk diketahui banyak orang. Isi puisi ini kebanyakan merupakan pertanyaan dan pernyataan remeh-temeh yang berusaha dijawab dan diungkapkan oleh penulis sendiri, serta hal-hal random lain yang penulis pikirkan dan rasakan. Buku ini tidak berusaha dibuat menarik mungkin, tetapi tetap kelihatan asyik sehingga kamu yang sebelumnya memandang puisi hanya berkata “Oh, begini saja” akan berkata “Wow, ternyata…” setelah membacanya.
Pada akhirnya, buku ini penulis tunjukan untuk kamu yang kepalanya berisik, tetapi mulutnya hanya terdiam. Entah karena tidak bisa berbicara, malas berbicara, atau tidak ada teman berbicara; juga untuk kamu yang merasa tidak ada orang yang mengerti masalahmu; dan akhirnya untuk kamu yang merasa bahwa kamu juga layak didengarkan. Percayalah kamu tidak sendiri. Mari berjumpa dalam puisi, mari berdansa bersama sepi, mari bersua dalam sendiri, dan mari sini
Ulasan (0)
Tinggalkan Balasan

Ulasan
Belum ada ulasan.