Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Perbedaan Masyarakat Majemuk dengan Multikultural yang Wajib Diketahui

Perbedaan Masyarakat Majemuk dengan Multikultural yang Wajib Diketahui

Perbedaan Masyarakat Majemuk dengan Multikultural yang Wajib Diketahui

Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang memiliki beragam etnis, ras, suku bangsa, budaya, kepercayaan, dan agama. Salah satu faktor pendukung terbentuknya keragaman tersebut adalah kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Akibatnya, masyarakat di setiap pulau atau daerah mengembangkan kebiasaan, pola perilaku, tradisi, dan bahasa yang berbeda-beda.

Dalam sosiologi, kondisi ini bisa kita sebut dengan istilah masyarakat majemuk atau multikultural. Banyak yang berpikir bahwa keduanya memiliki arti yang sama, padahal dari segi definisi dan karakteristik relatif berlainan.

Perbedaan Masyarakat Majemuk dengan Multikultural yang Wajib Diketahui

Melalui artikel ini, kita akan belajar bersama perihal perbedaan masyarakat majemuk dengan multikultural. Harapannya setelah membaca artikel ini, kita dapat lebih memahami makna dan ciri-ciri kedua jenis masyarakat tersebut dengan baik. Tidak perlu menunggu lebih lama lagi, mari kita simak penjelasan berikut ini.

Definisi Masyarakat Majemuk

J. S. Furnivall, salah seorang ahli di bidang sosiologi mendefinisikan masyarakat majemuk sebagai masyarakat yang masing-masing kelompoknya hidup terpisah dalam satu area yang sama, tetapi tidak banyak melakukan interaksi sosial. Dalam masyarakat majemuk, kelompok-kelompok tersebut selalu memegang teguh kepribadian, identitas, nilai dan norma milik mereka sendiri.

Masyarakat majemuk dapat pula kita pakai untuk menyebut kelompok masyatakat yang tersusun dari berbagai agama, suku, ras, tradisi, status sosial, dan bahasa yang berbeda dan tinggal di satu wilayah tertentu. Anggota masyarakat majemuk saling berinteraksi satu sama lain dan tetap saling mempertahankan identitas dan menjaga kebudayaan masing-masing.

Oleh karena itu, dalam masyarakat majemuk tidak terjadi proses asimilasi. Artinya, tidak ada peleburan dua kebudayaan atau lebih yang menciptakan suatu kebudayaan baru.

Definisi Masyarakat Multikultural

Definisi masyarakat multikultural menurut Clifford Geertz adalah masyarakat yang terbentuk dari berbabgai subsistem yang cukup independen dan masih tejalin dalam ikatan primoldial yang kuat. Geertz juga menegaskan perlunya menghormati dan menghargai perbedaan budaya dan menjamin keselarasan hak-hak setiap individu dalam masyarakat.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah kelompok masyarakat yang memiliki keberagaman atau heterogenitas kebudayaan dan bisa hidup berdampingan. Setiap anggota masyarakat multikultural berupaya untuk hidup damai dan menghilangkan diskriminasi serta etnosentrime dalam berinteraksi. Meskipun, masih memegang tegus prinsip dan nilai-nilai budaya asli mereka.

Ciri-ciri

Kita sudah mengenal definisi masyarakat majemuk dan multikultural, selanjutnya kita akan mencari tahu apa saja ciri-ciri dari dua bentuk masyarakat ini.

a. Ciri-ciri masyarakat majemuk

Berikut adalah beberapa ciri-ciri masyarakat majemuk yang wajib kita ketahui.

  1. Mengalami segemtasi atau pengelompokkan anggota masyarakat berdasarkan kriteria tertentu.
  2. Proses integrasi bisa dilakukan meskipun dengan pemaksaan.
  3. Dalam masyarakat majemuk, kelompok tertentu bisa mendominasi baik di bidang sosial, politik, atau ekonomi. Akibatnya, terdapat kelompok-kelompok yang teralienasi atau terisolasi karena dianggap tidak cakap dan lemah.
  4. Struktur dan lembaga sosial dalam masyarakat majemuk bersifat nonkomplementer atau tidak terkait. Maksudnya, lembaga-lembaga tersebut mempunyai aturan, fungsi, dan fokus yang berbeda atau bahkan saling bertentangan.
  5. Anggota masyarakat majemuk kurang menjadikan musyawarah sebagai wadah untuk berdiskusi dan menggali solusi dari suatu permasalahan.
  6. Kelompok-kelompok anggota masyarakat majemuk cukup sering berkonflik dan bertikai satu sama lain.

b. Ciri-ciri masyarakat multikultural

Ciri-ciri atau karakteristik masyarakat multikultural lebih condong ke arah positif dari masyarakat majemuk. Adapun ciri-cirinya di bawah ini.

  1. Anggota masyarakat multikultural memiliki rasa toleransi yang tinggi. Hal ini dapat terjadi karena mereka memiliki kesadaran penuh atas perbedaan yang ada.
  2. Masyarakat multikultural juga mampu memahami emosi, sudut pandang, dan pengalaman orang lain, baik kebahagiaan maupun kesedihan. Kemampuan ini biasa kita kenal dengan nama empati.
  3. Jika masyarakat majemuk sukar untuk berintegrasi, maka lain dengan masyarakat multikultural yang punya kesadaran untuk itu. Demi mewujudkan hal ini, anggota masyarakat harus bersikap saling terbuka dan menghargai keberagaman.
  4. Masyarakat multikultural bersifat inklusif. Hal ini bermakna bahwa anggotanya saling menerima perbedaan masing-masing dan melibatkan semua orang dalam kegiatan apapun.

Perbedaan Pokok Masyarakat Majemuk dengan Multikultural

Perbedaan Masyarakat Majemuk dengan Multikultural yang Wajib Diketahui

Setelah memahami definisi dan ciri-ciri maysarakat majemuk sekaligus multikultural, mari kita beranjak ke tahap yang paling penting yakni melihat perbedaan keduanya. Berikut adalah penjelasan lengkap perihal faktor yang membedakan dua bentuk masyarakat tersebut.

1. Pandangan mengenai keberagaman

Keberagaman dapat kita artikan sebagai suatu kondisi dalam masyarakat yang setiap individunya mempunyai perbedaan di berbagai aspek, mulai dari jenis kelamin, gender, keyakinan, kebiasaan, pola perilaku, bahasa, hingga ideologi. Masyarakat majemuk memandang keberagaman atau perbedaan sebagai salah satu faktor yang menjadi jurang pemisah antara satu kelompok dengan kelompok lain.

Sementara itu, arti keberagaman menurut kacamata masyarakat multikultural adalah elemen utama dalam menciptakan kehidupan bersama yang rukun dan saling menghormati. Meskipun berbeda ras, etnis, maupun budaya, masyarakat multikultural senantiasa saling membantu dan berkolaborasi demi mewujudkan keteraturan sosial. Keberagaman juga menjadi bagian dari identitas atau karakteristik bersama yang menyempurnakan kehidupan sosial.

2. Taraf atau tingkat integrasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi memiliki makna sebagai proses pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Masyarakat majemuk mempunyai taraf integrasi yang kurang baik (rendah). Faktor penyebabnya yaitu setiap kelompok lebih memprioritaskan dan mempertahankan kebudayaannya sendiri tanpa campur tangan pihak lain.

Di sisi lain, masyarakat multikultural punya tingkat integrasi atau persatuan yang lebih tinggi dan terbuka daripada masyarakat majemuk. Integrasi dipandang sebagai proses untuk menciptakan masyarakat harmonis, damai, dan toleran. Meskipun demikian, setiap kelompok dalam masyarakat multikultural masih menjaga identitas asli dan mempraktikkan tradisi supaya tidak lenyap temakan zaman.

3. Potensi konflik

Salah satu tokoh sosiologi terkemuka, Ralf Dahrendorf mendefinisikan konflik sebagai bagian yang selalu ada dalam struktur sosial masyarakat. Menurutnya, konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dan wewenang pada setiap kelompok dalam masyarakat.  Bukan cuma berdampak buruk, konflik juga bisa menjadi faktor pendukung berlangsungnya perubahan sosial.

Dalam masyarakat majemuk, potensi terjadinya konflik lebih tinggi karena adanya jarak sosial yang lebar antar kelompok. Berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat ini menimbulkan ketegangan, persaingan, pertikaian, dan kekerasan apabila tidak ada penyelesaian yang baik.

Di Indonesia, konflik yang melibatkan budaya, etnis, dan agama sudah sering terjadi. Tidak hanya menyebabkan kerusakan fasilitas umum, terkadang konflik tersebut juga menimbulkan korban jiwa. Banyak sekali aspek pemicu terjadinya konflik, antara lain karena persaingan sumber daya, sikap intolerasi, dan kesalahpahaman.

Di satu sisi, potensi konflik dalam masyarakat multikultural terbilang cukup rendang. Hal ini disebabkan oleh anggota masyarakatnya memiliki sikap toleransi yang tinggi, tidak diskriminatif, dan memahami perbedaan dengan sangat baik. Jika masing-masing anggota masyarakat menerapkan sikap ini, maka persaingan maupun peselisihan dapat dihindari.

Nah, itulah penjelasan mengenai masyarakat majemuk dengan multikultural yang harus teman-teman ketahui. Semoga setelah membaca isi artikel ini, kalian mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan perihal definisi, ciri-ciri, hingga perbedaan pokok kedua bentuk masyarakat tersebut. Menurut kalian, Indonesia lebih cocok disebut sebagai bangsa majemuk atau multikultural?

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko