Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » Menulis Cerita Fiksi Ilmiah: Simak 7 Tips Penting Berikut

Menulis Cerita Fiksi Ilmiah: Simak 7 Tips Penting Berikut

Menulis Cerita Fiksi Ilmiah: Simak 7 Tips Penting Berikut

Fiksi ilmiah adalah genre fiksi spekulatif yang membahas konsep-konsep imajinatif dan futuristik, seperti sains tingkat lanjut, teknologi, eksplorasi ruang angkasa, dan alam semesta paralel. Di dalam cerita fiksi ilmiah terdapat perubahan yang besar, baik secara lingkungan maupun sosial.

Cerita fiksi ilmiah kerap kali menggambarkan perjalanan ruang angkasa atau waktu dan kehidupan alternatif yang berlangsung di planet lain. Meskipun sifatnya lebih longgar, cerita fiksi ilmiah harus mematuhi prinsip dan teori ilmiah yang mapan. Hal ini menjadi pembeda jelas antara cerita fiksi ilmiah dengan fantasi.

Menulis Cerita Fiksi Ilmiah: Simak 7 Tips Penting Berikut

Subgenre cerita fiksi ilmiah sangat beragam, mulai dari fantasi distopia, cerita cyberpunk, hingga masyarakat futuristik atau intergalaksi. Sederhananya, fiksi ilmiah mencakup cerita yang berbagi realitas berbeda dengan yang kita ketahui selama ini. Berikut tujuh tips penting yang perlu diketahui sebelum menulis cerita fiksi ilmiah.

1. Simak Karya Fiksi Ilmiah Terdahulu

Tips pertama untuk menulis cerita fiksi ilmiah adalah membaca karya dan menonton film fiksi ilmiah yang sudah lebih dulu ada. Menyimak karya fiksi ilmiah yang klasik maupun modern. Tips ini tidak hanya berlaku untuk genre fiksi ilmiah.

Cerita fiksi ilmiah memiliki banyak subgenre, mulai dari pengembaraan luar angkasa hingga robot. Aktivitas membaca dan menonton akan membantu dalam memahami ekspektasi, norma, dan kiasan dalam genre fiksi ilmiah. Ide yang segar juga dapat lahir ketika proses ini berlangsung.

2. Tanyakan, “Bagaimana jika?”

Cerita fiksi ilmiah tercipta dari satu pertanyaan penting ini. Setiap pertanyaan, “Bagaimana jika?” merupakan ide untuk alur cerita fiksi ilmiah.

Pertanyaan ini dapat membawa penulis pada keseluruhan novel, detail alur cerita, atau alur cerita pendukung. Pertanyaan, “Bagaimana jika?” adalah cara tepat untuk menarik kreativitas dan membuat penulis mengubah pandangan tentang dunia dengan lensa yang berbeda.

3. Lakukan Riset

Unsur sains sangat menonjol dalam alur cerita fiksi ilmiah. Mayoritas pembaca fiksi ilmiah adalah pecinta sains. Oleh sebab itu, perlu melakukan banyak riset ketika menulis cerita fiksi ilmiah.

Misalnya cerita fiksi ilmiah dengan latar di luar angkasa. Maka perlu melakukan riset terkait planet, tata surya, dan cara kerjanya. Seberapa banyak riset yang dilakukan ditentukan oleh cerita fiksi ilmiah yang ingin disampaikan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memasukkan seluruh riset ke dalam cerita karena dapat memperlambat dan menghambat alur.

4. Ciptakan Dunia yang Baru

Pembaca cerita fiksi ilmiah ingin menemukan dunia baru yang jauh berbeda dengan dunia yang mereka huni. Dunia baru membuat pembaca cerita fiksi ilmiah menjauh dari hal yang sudah mereka kenal. Cerita fiksi ilmiah membuka dan membawa pikiran pembaca terhadap realitas alternatif.

Dunia baru di dalam cerita fiksi ilmiah juga menumbuhkan rasa takjub dari pembaca. Besar kemungkinan para pembaca cerita fiksi ilmiah terhanyut ke masa dan tempat di dalam dunia baru yang penulis sampaikan. Dunia baru ini juga membuat pembaca melakukan jeda sejenak terhadap kehidupan di dunia nyata dengan segala hambatan dan tantangan di dalamnya.

5. Ciptakan Karakter yang Dapat Pembaca Pahami

Karakter utama dalam cerita fiksi ilmiah tidak harus disukai, namun dapat dipahami dan diterima oleh pembaca. Pembaca tidak harus menyukai protagonis, asalkan mereka dapat memahami motivasi dari karakter tersebut. Tetapi penting untuk menciptakan karakter yang disukai dalam beberapa hal.

Agar tetap terhubung dengan cerita, penulis harus peduli dengan karakternya pada level tertentu. Penulis harus memahami dan kemudian berbagi harapan serta ketakutan yang dimiliki oleh karakter.

Pembaca mungkin tidak setuju dengan tindakan yang diambil oleh karakter dalam mencapai tujuan tersebut, namun setidaknya pembaca harus memahami motivasi di balik tindakan tersebut. Bila hal ini terwujud, maka pembaca merasa terhubung dan bersimpati dengan tokoh di dalam cerita fiksi ilmiah.

6. Perlihatkan Konflik Sejak Awal

Di dalam cerita fiksi ilmiah wajib untuk menciptakan rintangan bagi karakter. Para karakter harus menghadapi tantangan di setiap kesempatan. Melalui tantangan tersebut, karakter di dalam cerita kian berubah sekaligus bertumbuh.

Tantangan di dalam cerita fiksi ilmiah menciptakan drama. Hal ini yang membuat pembaca cerita fiksi ilmiah terus membalik halaman-halaman buku untuk mengetahui yang terjadi selanjutnya.

7. Buat Klimaks Cerita yang Memukau Pembaca

Klimaks dan akhir cerita selalu diingat oleh pembaca. Hal ini terjadi karena akhir cerita adalah hal terakhir yang dibaca. Sementara pada bagian klimaks karena di bagian ini cerita mencapai titik puncak.

Klimaks adalah titik ketegangan dramatis tertinggi atau titik balik utama dalam aksi. Bagian ini paling penting atau menarik dalam pengembangan cerita atau situasi yang umumnya terjadi menjelang akhir cerita.

Klimaks merupakan bagian penting dari setiap cerita. Tanpa klimaks cerita cenderung berakhir dengan datar dan klimaks berfungsi untuk mencegah hal tersebut. Kehadiran puncak cerita ini dinanti oleh pembaca.

Fiksi ilmiah menjadi genre yang populer karena pembaca selalu mencari realitas baru untuk dijelajahi dan dipelajari. Menulis cerita fiksi ilmiah merupakan cara yang menyenangkan untuk mengeksplorasi inovasi dan ide-ide besar di dunia yang baru. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, diharapkan dapat membantu dalam menulis cerita fiksi ilmiah.

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko