Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » 12 Kesalahan Umum pada Saat Menulis Premis Cerita Novel dan Cara Menghindarinya

12 Kesalahan Umum pada Saat Menulis Premis Cerita Novel dan Cara Menghindarinya

12 Kesalahan Umum pada Saat Menulis Premis Cerita Novel dan Cara Menghindarinya

Bagi seorang penulis novel, khususnya yang masih pemula, premis adalah pondasi awal dari keseluruhan cerita. Premis menjadi jembatan yang menghubungkan ide cerita dengan arah pengembangannya. Akan tetapi, menulis premis bisa dikatakan tidak mudah sehingga banyak penulis pemula yang terjebak dalam berbagai kesalahan saat menulis premis.

Apabila premis cerita tidak kokoh atau ideal alias ada kesalahan maka akan menyebabkan alur cerita jadi membingungkan atau tidak memiliki daya tarik yang kuat. Padahal, premis yang kuat bisa jadi faktor penentu apakah novel akan diteruskan, diterbitkan, atau bahkan viral di platform seperti Wattpad.

12 Kesalahan Umum pada Saat Menulis Premis Cerita Novel dan Cara Menghindarinya

Nah, jika kamu adalah penulis pemula maka penting sekali memahami di mana letak kesalahan umum yang sering terjadi saat menyusun premis. Dan, artikel ini akan membantumu mengenali berbagai kekeliruan tersebut, sekaligus kami akan memberikan beberapa tips praktis agar bisa menghindarinya.

Dengan begitu, kamu bisa menulis premis yang tidak hanya jelas dan terarah, tapi juga mampu memikat editor dan pembaca sejak awal. Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut ini:

1. Premis Terlalu Umum dan Klise

Kesalahan menulis premis cerita novel pertama yang sering ditemui adalah premis yang terlalu umum atau menggunakan tema yang terlalu sering dipakai tanpa tambahan nilai unik. Misalnya saja premis yang seperti ini:

Seorang gadis miskin jatuh cinta pada anak orang kaya.

Bukanlah premis cerita seperti di atas sudah sangat umum kita jumpai? Baik di novel konvensional maupun novel di platform menulis online? Pada dasarnya tema seperti di atas memang masih diminati, tapi tanpa sudut pandang baru, ceritanya bisa mudah dilupakan.

Nah, lalu bagaimana cara memperbaiki atau menghindarinya? Saran kami cobalah memakai unsur “bagaimana jika”. Jadi premis cerita novel tersebut dapat kamu perbaiki jadi seperti ini:

Bagaimana jika ada seorang anak keturunan bangsawan alias kaya berpura-pura menjadi gadis miskin dan jatuh cinta pada sesosok pria kaya raya?

Dengan begitu, premis tetap mengandung unsur populer tapi memiliki kekhasan yang membedakan dari cerita-cerita sejenisnya, bukan?

2. Premis Terlalu Rumit Sejak Awal

Jika di awal kesalahan ialah premis cerita yang terlalu umum dan klise, kesalahan yang kedua ini justru sebaliknya. Di mana ada juga penulis pemula yang terlalu ambisius, membuat premis yang terlalu kompleks sejak awal. Akibatnya, cerita malah kehilangan fokus karena terlalu banyak unsur yang ingin dimasukkan sekaligus.

Solusinya yaitu sederhanakan premis yang demikian tersebut. Pastikan premis hanya memuat tokoh utama, konflik utama, dan garis besar penyelesaiannya. Detail-detail lain bisa dikembangkan di bab-bab berikutnya tanpa perlu membebani premis di awal.

3. Premis Tanpa Konflik yang Jelas

Premis yang baik selalu memuat konflik, karena konfliklah yang menggerakkan cerita. Banyak penulis pemula menulis premis yang hanya menjelaskan situasi tanpa menyertakan tantangan yang harus dihadapi tokoh.

Oleh karena itu, ketika kamu hendak membuat premis cerita maka pastikan premismu tersebut menyebutkan konflik atau masalah utama yang harus dihadapi tokoh. Nah, sebagai contohnya dapat kamu lihat di bawah ini:

Seorang siswa SMA menemukan dirinya bisa melihat masa depan, namun setiap penglihatan justru mengarah pada bencana.

4. Premis Tidak Mencerminkan Genre

Kesalahan umum ketika menulis premis cerita novel berikutnya adalah premis yang tidak mampu menggambarkan genre ceritanya. Ini membuat pembaca atau editor kesulitan membayangkan nuansa cerita, apakah ini drama, misteri, thriller, atau fantasi.

Cara mengatasinya yaitu gunakan diksi dan unsur khas genre yang kamu pilih ke dalam premis. Jika bergenre horor, munculkan elemen mencekam. Jika romance, tonjolkan konflik emosional antar tokoh. Ini penting agar premis mampu memberi gambaran awal tentang suasana cerita.

5. Premis Tanpa Tujuan Cerita yang Jelas

Kesalahan umum ketika menulis premis cerita berikutnya yaitu premis tanpa tujuan cerita yang jelas. Seharusnya sebuah premis yang baik itu harus bisa menyiratkan apa yang ingin dicapai tokoh utama. Tanpa tujuan yang jelas, cerita bisa berjalan tanpa arah dan membuat pembaca kehilangan minat.
Cara menghindarinya yaitu ketika menulis premis sertakan petunjuk tentang tujuan tokoh utama. Misalnya yaitu:

Demi membebaskan ayahnya dari tuduhan tak berdasar, seorang pengacara muda harus melawan sistem hukum korup di kotanya.

Dari contoh premis di atas pembaca tahu tujuan tokoh, yaitu membebaskan ayahnya.

6. Premis Terlalu Mengandalkan Plot Twist

12 Kesalahan Umum pada Saat Menulis Premis Cerita Novel dan Cara Menghindarinya

Plot twist memang menarik, tapi jika premis terlalu bergantung pada kejutan tanpa membangun cerita yang kuat, hasilnya malah mengecewakan. Banyak penulis pemula terjebak ingin membuat cerita “mindblowing” tanpa memastikan fondasi cerita solid.

Solusinya untuk mengatasinya yaitu pastikan premis tetap berdiri kokoh meskipun tanpa plot twist. Gunakan kejutan sebagai pelengkap, bukan penopang utama cerita. Fokuslah dulu pada konflik dan karakter yang menarik.

7. Premis Tidak Membangun Ketertarikan Emosional

Premis yang datar tanpa memancing rasa penasaran atau empati pembaca sulit untuk memikat. Kadang, karena terlalu teknis, penulis lupa menyisipkan elemen yang membuat pembaca ingin tahu kelanjutan cerita.
Cara menghindarinya yaitu masukkan unsur emosional atau kejadian ekstrem yang menyentuh sisi kemanusiaan. Misalnya yaitu:

Seorang anak harus menyelamatkan ibunya dari sekte sesat yang mengendalikan kota kecilnya.

Premis tersebut dapat membangkitkan rasa penasaran dan simpati. Dan akan sangat baik digunakan sebagai pondasi sebuah cerita.

8. Premis Tidak Realistis Sesuai Logika Cerita

Premis boleh unik dan liar, tapi tetap harus masuk akal dalam logika dunia cerita yang akan kamu buat. Banyak premis yang menarik idenya, tapi tidak dijelaskan logika atau aturan dunianya sehingga terasa dipaksakan.

Solusinya yaitu tentukan dulu batas logika dunia ceritamu. Apakah realis, fantasi, atau distopia? Nah, premis harus mengikuti aturan tersebut agar pembaca bisa menerima dan percaya pada cerita yang kamu bangun.

9. Premis Menggantung dan Tidak Utuh

Beberapa penulis membuat premis yang terlalu pendek atau hanya berupa potongan ide tanpa arah. Akibatnya, premis tidak bisa menjadi pegangan saat menulis plot.

Cara menghindarinya yaitu gunakan formula sederhana: “Siapa tokohnya, apa konfliknya, dan bagaimana gambaran penyelesaiannya.” Nah, untuk contohnya yaitu sebagai berikut:

Seorang jurnalis membongkar kasus korupsi besar di kotanya, namun nyawanya terancam saat kebenaran mulai terungkap.

10. Premis yang Terlalu Fokus pada Setting

Setting memang penting, tapi premis yang terlalu fokus pada tempat dan suasana tanpa menghadirkan tokoh dan konflik menjadi kurang menarik. Pembaca membaca novel karena tokohnya, bukan sekadar tempatnya. Solusinya yaitu gunakan setting sebagai latar yang memperkuat konflik, bukan sebagai fokus utama premis.

11. Terlalu Banyak Menggunakan Kata Sifat

Premis yang dipenuhi kata sifat berlebihan seperti ‘hebat’, ‘indah’, ‘menegangkan’, tanpa didukung deskripsi konkret bisa membuatnya terasa dangkal. Kata sifat sebaiknya digunakan secukupnya untuk mempertegas suasana, bukan menjadi tulang punggung premis.

12. Tidak Menarik Secara Emosional

Premis yang gagal memancing emosi pembaca akan mudah terlupakan. Kadang, ide cerita sudah bagus, tapi penyajiannya terlalu datar tanpa menyentuh sisi kemanusiaan atau konflik batin tokohnya. Cara menghindarinya yaitu sertakan elemen personal atau situasi ekstrem yang membuat pembaca ikut peduli, misal yaitu:

Seorang anak yatim harus memilih menyelamatkan adik atau membongkar konspirasi politik yang bisa membunuh ribuan orang.

Nah, itulah dua belas kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis dalam membuat premis cerita novel. Kami tekankan sekali lagi ya premis adalah fondasi cerita, dan kesalahan kecil di tahap ini bisa berdampak besar pada keseluruhan novel.

Hindarilah dua belas kesalahan umum di atas dengan tips yang telah dibahas. Luangkan waktu untuk menulis premis yang kuat, jelas, dan memikat sebelum mulai menulis plot, ya. Selamat berjuang untuk mewujudkan impianmu menerbitkan novel, ya!

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko