Email: toko@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 857-1020-4409
Beranda » Blog » Kesalahan Fatal yang Membuat Naskah Ditolak Penerbit

Kesalahan Fatal yang Membuat Naskah Ditolak Penerbit

Kesalahan Fatal yang Membuat Naskah Ditolak Penerbit

Ketika penerbit menolak naskah yang sudah kita kerjakan dengan susah payah, itu dapat menjadi pengalaman yang menyedihkan dan membuat frustasi. Namun, sebelum menyerah dan menyalahkan keadaan, kita perlu memahami bahwa penolakan tidak selalu berhubungan dengan kualitas naskah secara keseluruhan. Terkadang, ada beberapa kesalahan fatal yang membuat naskah kita ditolak oleh penerbit.

Melalui perencanaan yang matang, riset yang cukup, serta proses editing yang cermat, kita bisa menghindari kesalahan-kesalahan yang sering penulis lakukan. Salah satu cara yang bisa kita terapkan yaitu memahami apa yang penerbit cari dalam sebuah naskah dan bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas tulisan.

Kesalahan Fatal yang Membuat Naskah Ditolak Penerbit

Dalam artikel ini, kita akan mencari tahu apa saja kesalahan-kesalahan fatal yang biasa penulis lakukan ketika menyusun sebuah naskah yang ingin ia terbitkan. Harapannya setelah membaca keseluruhan tulisan ini, kita mampu menghindari berbagai kekeliruan tersebut demi meningkatkan peluang naskah diterima oleh penerbit. Agar semakin jelas, yuk simak penjelasan di bawah ini:

1. Tidak Mematuhi Aturan Penerbit

Kesalahan fatal pertama yang membuat naskah penulis ditolak yaitu berkaitan dengan panduan teknis yang masing-masing penerbit miliki. Setiap penerbit, baik itu penerbit mayor, indie, maupun self publishing, memiliki aturan teknis yang harus kita patuhi. Beberapa aturan atau panduan tersebut seperti ukuran margin, jenis font yang harus penulis gunakan, dan cara menulis sinopsis.

Namun kenyataannya, banyak penulis yang mengabaikan ketentuan ini dengan alasan bahwa detailnya tidak penting. Ketika kita mengirimkan naskah ke penerbit, editor akan memastikan apakah format naskah tersebut sudah sesuai dengan panduan yang ada. Apabila tidak sesuai, mereka bisa langsung menolak naskah yang kita anggap sudah layak untuk diterbitkan.

Kita bisa membayangkan berada di posisi editor, pasti kita juga akan lebih condong terhadap naskah yang mempunyai format rapi dan taat aturan. Dengan mengikuti segala panduan teknis yang penerbit tetapkan, tidak hanya meningkatkan peluang naskah diterima, tapi juga memudahkan proses penyuntingan dan evaluasi naskah.

2. Terlalu Klise dan Tidak Original

Ide tulisan yang terlalu klise (umum) dan tidak original merupakan salah satu hal yang penulis wajib hindari ketika memulai menyusun naskah. Sebab, pembaca mudah bosan dengan tema-tema yang sudah sering muncul di pasaran, misalnya romansa ala sinetron atau motivasi yang terlalu menggurui. Apabila penulis tidak mampu menghadirkan sudut pandang baru dalam karyanya, maka naskah tersebut akan terasa hambar dan pada akhirnya tidak menarik perhatian pembaca.

Penerbit biasanya mencari karya yang unik dan memiliki nilai jual yang tinggi ketimbang karya yang sudah banyak beredar. Walaupun genre yang penulis pilih populer, apabila tersaji dengan cara yang berbeda dan segar, maka karya tersebut akan mampu bersaing dengan yang lain. Keunikan dan orisinalitas suatu karya merupakan syarat penting agar membuatnya menonjol di tengah-tengah karya yang serupa.

Contoh karya unik yang bisa kita angkat menjadi sebuah novel yaitu genre misteri dengan plot twist yang tidak terduga. Selain itu, ada buku self development yang menyajikan pengalaman nyata penulis dan bukan teori semata.

3. Struktur atau Tata Bahasa yang Berantakan

Kesalahan fatal selanjutnya yaitu berkaitan dengan struktur kalimat atau tata bahasa yang masih berantakan. Misalnya, kesalahan dalam memakai tanda baca, ejaan yang tidak sesuai dengan EYD Edisi V, diksi yang kurang tepat, maupun kalimat yang berbelit-belit dapat membuat naskah terlihat tidak profesional.

Berbagai kesalahan teknik tersebut seharusnya bisa penulis selesaikan sejak awal, sehingga editor yang memiliki waktu terbatas bisa mengoreksi bagian penting lainnya, seperti alur cerita dan pengembangan karakter.

Agar kualitas tata bahasa semakin meningkat, penulis bisa menggunakan alat bantu seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online untuk Bahasa Indonesia atau Grammarly jika kalian menulis dengan Bahasa Inggris. Bila perlu, penulis juga bisa memakai jasa editor profesional untuk memastikan bahwa naskahnya sudah benar-benar siap dan bebas dari berbagai kesalahan.

Bagi yang masih bingung dengan struktur penulisan dan tata bahasa yang baik, teman-teman bisa menggunakan jasa editing dari Detak Pustaka. Selain penyuntingan naskah yang dikerjakan oleh tim profesional, Detak Pustaka juga menyediakan layanan revisi yang berguna untuk menyempurnakan naskah.

Untuk informasi lebih detail, silahkan klik link berikut ini: Jasa Editing Naskah atau Jasa Editing Buku Profesional.

4. Kurang Riset

Kesalahan Fatal yang Membuat Naskah Ditolak Penerbit

Saat menulis naskah nonfiksi, khususnya yang bersifat ilmiah maupun edukatif, penulis perlu melakukan riset mendalam terkait topik yang akan ia bahas. Selain untuk meningkatkan kredibilitas dan kualitas, dengan mencantumkan sumber informasi yang valid, kepercayaan terhadap karya yang kita buat akan semakin meningkat.

Hal ini juga berlaku untuk karya fiksi seperti novel sejarah atau fiksi ilmiah. Tanpa riset yang memadai, detail cerita akan terasa dangkal dan sulit meyakinkan para pecinta literasi.

Bagi pembaca yang telah melakukan riset tentang topik yang sama akan dengan mudah menemukan kesalahan atau ketidakakuratan dalam cerita. Oleh karena itu, riset sangat penting untuk penulis lakukan agar karya yang tidak terkesan asal-asalan.

Riset yang mendalam juga memiliki manfaat untuk menyajikan informasi yang akurat dan up-to-date, sehingga karya penulis bisa menjadi referensi yang berharga bagi pembaca. Dengan demikian, penulis dapat meningkatkan reputasi dan integritasnya di mata pembaca dan penerbit, serta membuka peluang untuk karya-karya berikutnya yang lebih baik.

5. Sinopsis Kurang Menarik

Banyak penulis yang masih menganggap bahwa sinopsis bukanlah elemen penting dalam proses penerbitan. Padahal, sinopsis merupakan wajah pertama yang akan editor lihat dan nilai. Sebenarnya, terdapat beberapa ketentuan yang bisa penulis terapkan supaya naskahnya diterima, antara lain yaitu tidak bertele-tele, memiliki konflik yang jelas, tidak terlalu panjang, fokus pada inti cerita, dan membuat penasaran.

Sinopsis yang kuat dapat menjadi kunci untuk menarik perhatian editor dan membuat mereka ingin membaca lebih lanjut. Bahkan, sinopsis yang baik dapat menyelamatkan naskah dari penolakan meskipun ada beberapa kekurangan kecil di dalamnya.

6. Overconfidence (Terlalu Percaya Diri)

Di antara kita, ada penulis yang mempunyai kebiasaan mengirimkan naskahnya langsung tanpa melaksanakan proses editing dan proofreading terlebih dahulu. Hal ini tidak patut untuk kita tiru, karena berbagai kesalahan yang ada di dalamnya tidak bisa terdeteksi dan bisa berakibat buruk pada kualitas naskah. Hampir semua penerbit sepakat bahwa mereka lebih menghargai naskah yang sudah menjalani proses penyuntingan dengan baik, bukan hanya draft mentah yang belum siap.

Agar hal-hal buruk tidak terjadi, penulis wajib meluangkan waktu untuk melakukan self editing dan koreksi sebelum mengirimkannya ke penerbit. Luangkan waktu minimal 2-3 kali untuk membaca ulang naskah, sehingga kita dapat mendeteksi setiap kesalahan dan segera memperbaikinya.

7. Kurang Memahami Target Pembaca

Kesalahan fatal yang sering penulis lakukan ketika mengirimkan naskah ke penerbit yaitu kurang memahami target pembaca yang ingin ia tuju. Setiap penerbit senantiasa mempertimbangkan siapa target pembaca dari sebuah buku karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan dan pemasaran buku tersebut.

Sebagai contoh, ada penulis yang ingin menerbitkan buku cerita anak dengan bahasa akademis yang kaku, maka buku tersebut tidak akan memukau anak-anak dan tidak laku di pasaran. Contoh lainnya yaitu penulis yang menyusun buku ilmiah dengan bahasa yang terlalu santai, maka buku tersebut tidak akan dianggap serius oleh pembaca potensial.

Demikianlah, penjabaran mengenai kesalahan-kesalahan fatal yang memungkinkan karya penulis tidak diterima oleh penerbit. Semoga setelah membaca artikel ini, teman-teman terbantu dan bisa menjauhkan diri dari berbagai kesalahan tersebut.

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko

Detak Pustaka Toko

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?