Bagaimana Cara Memahami Watak Tokoh dalam Cerita? Baca Ini!
Cara memahami watak tokoh pada cerita adalah bagian dari pengembangan tokoh dalam proses penulisan yang sedang kamu kerjakan. Tentu saja kamu pasti ingin menjadi penulis maupun pembaca yang mampu menggambarkan tokoh agar terdengar lebih hidup dan nyata. Sehingga dari watak tokoh tersebut dapat mempengaruhi orang lain dengan menyebarkan amanat yang baik dan memiliki kesan positif.
Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh primer (utama), tokoh sekunder (bawahan) dan tokoh komplementer (tambahan). Tokoh utama adalah kunci dari semua alur cerita karena segalanya akan bergantung pada tokoh utama. Sehingga kamu perlu membangun dan memahami secara mendalam mengenai watak tokoh dalam sebuah cerita.
Bagaimana Cara Memahami Watak Tokoh dalam Cerita? Baca Ini!
Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengenal dan memahami watak tokohmu secara mendalam, bagaimana caranya? Yuk simak artikel ini dengan seksama ya.
Mengenali Karakter Tokoh
Sebelumnya kamu perlu mengetahui bahwa ada perbedaan makna antara watak dan karakter. Karakter adalah nilai-nilai moral yang dipegang atau dimiliki oleh seorang individu, sedangkan pengertian watak sebenarnya masih erat kaitannya dengan karakter, namun definisinya lebih sempit. Secara singkat watak adalah sifat moral utama yang dapat menentukan bagaimana kepribadian seseorang.
Jadi untuk dapat memahami bagaimana watak suatu tokoh, kamu bisa mengenali karakternya terlebih dahulu agar dapat menentukan seperti apa watak yang ia miliki. Apakah ia memiliki watak yang sangat iri, mudah sakit hati, cepat tersinggung, sabar, ceroboh, dll.
Lingkungan Kehidupan dan Caranya Berpakaian
Cara memahami watak tokoh yang kedua ialah dengan mengamati lingkungan hidup dan cara ia berpakaian. Dalam suatu cerita sudah pasti setiap tokoh memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dari cara ia berkomunikasi, berjalan, menjalin hubungan dengan tokoh lain, melontarkan candaan, bahkan cara berpakaian juga sangat diperhatikan oleh pengarang cerita. Biasanya seperti apa pakaian-pakaian yang biasa dikenakan tokoh dapat mencerminkan seperti apa lingkungannya. Perhatikan contoh penggalan cerita berikut ini:
Benarkah engkau tinggal disini? Aku tidak yakin, kau hidup di gang kumuh, di gang dengan parit comberan yang berbau, dengan bocah-bocah berbaju kumuh berlari-lari di sekitarnya. Kata orang, kau mengontrak gubuk di ujung gang.
Saat kuketuk pintu, seorang perempuan muda berwajah lusuh membukakan pintu. Rambutnya tidak disisir, pakaiannya sedikit berantakan karena tidak disetrika dan ada kancing yang terlepas. Ada anak kurus dalam gendongannya.
Dari kutipan diatas, kita bisa dengan mudah memahami tentang tokoh yang digambarkan melalui cerita, yakni seorang perempuan yang hidup di tengah-tengah kemiskinan dan lingkungan yang tidak memadai. Watak tokoh tersebut ialah kurang perhatian terhadap diri sendiri. Untuk menghadirkan cerita yang lebih nyata, seorang pengarang harus memperhatikan hubungan-hubungan ini agar jalan cerita lebih memiliki koherensi yang sempurna.
Memahami Jalan Pemikirannya
Jalan pemikiran tokoh juga tidak kalah penting untuk diamati, karena pada dasarnya hal itulah yang membangun watak maupun karakter dari suatu tokoh. Selain itu, kualitas nilai-nilai yang ada pada tokoh juga dapat dilihat dari bagaimana jalan pemikiran yang ia jalani. Misalnya dari sebuah cerita, kamu menemukan tokoh yang ambis, mampu menutupi kekurangannya, memiliki tekad dan resiliensi yang kuat, dll.
Melihat Bagaimana Tokoh Berbicara Tentang Dirinya
Cara memahami watak tokoh yang terakhir adalah dengan melihat seberapa kenal ia dengan dirinya, melihat bagaimana tokoh berbicara dengan tokoh lainnya sehingga kita dapat mengenali lebih dekat seperti apa watak tokoh tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan penggalan cerita berikut ini.
Selama ini Ayah telah berusaha keras untuk mencarikan yang terbaik untukku. Kasihan dia, setiap hari harus bekerja keras, untuk membiayai sekolahku. Aku sebenarnya ingin belajar, tapi kadang godaan bermain game tidak bisa aku tahan.
Setiap aku akan mengambil buku, yang ada di benakku hanya soal balapan mobil. Setiap aku membuka buku, yang ada di mataku hanya sepak bola. Setelah ini, aku berjanji, bukan kepada Ayah, tetapi untuk diriku sendiri, untuk belajar lebih giat lagi.
Dari kutipan cerita di atas, kita dapat memahami watak tokoh “aku” adalah sosok yang jujur pada diri sendiri. Ia mau dan tidak enggan untuk mengakui kelemahannya selama ini, ia juga memiliki kemauan untuk berubah dari anak yang suka menghabiskan banyak waktu untuk bermain menjadi anak yang sadar akan kemauan belajar.
Baiklah itu dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan terkait bagaimana cara memahami watak tokoh dalam sebuah cerita. Sebagai pengarang maupun pembaca kamu tidak boleh menyepeleken kedalamanmu dalam mengenali bagaimana tokoh berperilaku, bertindak, dan berpikir. Dialah pemegang kunci alur cerita yang akan menghantarkan pada amanat pada pembaca. Sekian artikel ini, terima kasih telah singgah ya 🙂
Tuliskan Komentar