Buku Fajar Di Hatimu

Di sebuah kecamatan kecil di Pulau Tarakan yang masih tenang, dua remaja SMPN 2 Filial Tarakan-Billy dan Keani-menjalin persahabatan yang perlahan tumbuh menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar pertemanan masa kecil. Mereka adalah dua jiwa polos yang saling menemukan cahaya di tengah batas usia, adat, dan restu orang tua yang kaku.

Billy, remaja sederhana, tekun dan gemar menulis puisi di majalah dinding, menemukan ketenangan dalam sosok Keani. Namun kedekatan mereka diuji oleh larangan ayah Keani, yang tidak menyetujui hubungan apa pun antara keduanya, bahkan sebatas sahabat.

Di tengah tekanan keluarga dan air mata yang diam-diam disembunyikan, Billy harus melanjutkan sekolah ke Malang. Mereka berada di persimpangan antara perasaan dan masa depan. Sebelum perpisahan tiba, keduanya masih sempat bersepeda mengelilingi Tarakan dan menatap fajar terakhir di Pantai Amal.

Pada pagi itu, 21 Desember 1976, Billy terbang meninggalkan Tarakan-diiringi pelukan Keani dan tangis yang tak lagi bisa disembunyikan.

Bertahun-tahun kemudian, ketika Keani membaca kembali buku hariannya, ia menemukan satu kalimat yang menjadi inti dari semua kisah mereka:
“Fajar di hatiku, redup sebelum sempat bersinar.”

Fajar di Hatimu adalah kisah tentang persahabatan, cinta pertama yang sederhana namun dalam, perpisahan yang datang terlalu cepat, dan kenangan yang abadi dalam diam, seperti fajar yang hanya sempat menyapa sebelum tenggelam kembali di balik cakrawala waktu.

Fajar Di Hatiku merupakan bagian awal fiksi trilogi yang terinspirasi dari kisah nyata sekitar tahun 1974-1976 di SMPN 2 Tarakan. Nama-nama dalam cerita telah disamarkan; bila ada kesamaan nama, itu semata kebetulan dan tidak berkaitan dengan kisah dalam novel ini.

Penulis: Mohammad Asli

Jumlah Halaman: 269