Email: toko@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 857-1020-4409
Beranda » Blog » Mengenal Cerita Fiksi: Pengertian, Ciri, dan Unsur Pembentuknya

Mengenal Cerita Fiksi: Pengertian, Ciri, dan Unsur Pembentuknya

Mengenal Cerita Fiksi Pengertian, Unsur, Jenis, dan Strukturnya

Dunia literasi menawarkan berbagai genre bacaan yang bisa kita pilih, dan salah satu yang paling menarik perhatian adalah cerita fiksi. Dari kisah percintaan remaja SMA hingga misteri yang membingungkan, fiksi hadir untuk mengajak kita menjelajahi semesta yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Agar dapat memahami cerita fiksi secara lebih dalam, kita perlu mengenal berbagai komponen di dalamnya, termasuk struktur pembentuknya.

Tidak hanya menjadi penghibur ketika kita sudah suntuk dengan rutinitas sehari-hari, cerita fiksi juga dapat menjadi media refleksi diri yang kuat. Manfaat lain yang bisa kita peroleh ketika membaca karya fiksi adalah meningkatkan empati, kecerdasan emosional, daya imajinasi, dan kreativitas.

Mengenal Cerita Fiksi: Pengertian, Ciri, dan Unsur Pembentuknya

Melalui artikel ini, kita akan mempelajari seluk-beluk cerita fiksi, dimulai dari pengertian, unsur, jenis, dan struktur di dalamnya. Harapannya, setelah membaca keseluruhan artikel ini, kita dapat lebih mengapresiasi semua bentuk karya fiksi karena proses penulisannya yang tidak mudah. Agar semakin paham, mari kita simak penjelasan berikut ini:

Pengertian atau Definisi Cerita Fiksi

Secara umum, cerita fiksi dapat kita maknai sebagai hasil imajinasi penulis yang sepenuhnya kreatif dan tidak selalu berdasarkan pada kejadian nyata. Dengan kreativitas yang tidak terbatas, penulis bisa menciptakan dunia, tokoh, dan peristiwa yang unik dan tidak terkurung oleh realitas.

Dikarenakan bersifat imajinatif atau khayalan, cerita fiksi mampu menampilkan berbagai hal yang tidak masuk akal dan tidak mungkin ada dalam kehidupan nyata masyarakat. Walaupun demikian, cerita fiksi juga sering mengadopsi tema atau masalah yang relevan serta familiar dengan kehidupan sehari-hari pembaca.

Ciri-ciri Cerita Fiksi

Setelah memahami pengertiannya, selanjutnya mari kita mempelajari apa saja ciri khas cerita fiksi yang membedakannya dengan karya lain yang saat ini beredar. Berikut adalah penjelasannya.

Imajinatif

Cerita fiksi dapat tercipta karena adanya imajinasi penulis yang tidak terbatas, bukan realitas yang sesungguhnya. Meskipun bisa terinspirasi dari kisah nyata, pasti menulis menambahkan berbagai unsur pendukung lain yang bersifat khayalan.

Memiliki alur cerita

Salah satu keunikan cerita fiksi yang tidak dimiliki oleh karya sastra lain yaitu terdapat alur cerita (plot) yang tidak terduga. Plot pada cerita fiksi terdiri dari pengenalan tokoh, konflik atau permasalahan, klimaks atau puncak ketegangan, anti-klimaks, dan penyelesaian atau resolusi.

Memuat pesan moral

Meskipun bersifat imajinatif (tidak nyata), cerita fiksi juga dapat memuat pesan atau nilai-nilai tertentu untuk para pembacanya. Sebagai contoh, rasa kasih sayang kepada keluarga, perjuangan, dan tidak mudah menyerah.

Karakter fiktif

Tokoh-tokoh yang penulis ciptakan dalam sebuah novel atau cerpen kemungkinan besar atau sama sekali tidak ada di realitas konkret. Namun, di antara karakterisasi yang penulis buat, pasti ada tindakan, sifat, atau situasi yang terjadi di dunia nyata.

Terdapat simbol dan metafora

Cerita fiksi juga sering menggunakan simbol dan metafora untuk menyampaikan pesan atau tema tertentu. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih detail dan kuat, mengembangkan karakter dan alur cerita, dan mengungkapkan tema atau pesan yang ingin penulis sampaikan. Selain itu, pemakaian simbol dan metafora dapat mengundang pembaca untuk berpikir lebih dalam perihal makna cerita yang dibaca.

Unsur-Unsur Cerita Fiksi

Mengenal Cerita Fiksi Pengertian, Unsur, Jenis, dan Strukturnya

Secara umum, unsur-unsur cerita fiksi terbagi menjadi dua kelompok, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik

Secara sederhana, unsur intrinsik merupakan komponen-komponen yang wajib ada untuk membangun sebuah cerita dari dalam. Berbagai komponen tersebut terdiri dari:

Tema

Elemen pertama yang harus ada di dalam unsur intrinsik adalah tema atau yang biasa kita kenal dengan ide pokok maupun gagasan utama. Tema memiliki fungsi sebagai landasan atau fondasi penting tempat penulis membangun cerita.

Tokoh dan penokohan (karakterisasi)

Setiap karakter yang ada yang di dalam cerita fiksi disebut dengan tokoh. Sementara itu, penokohan adalah cara penulis mendeskripsikan dan mengembangkan karakter (sifat, watak, penampilan, kepribadian) dari tokoh-tokoh tersebut.

Alur (plot)

Unsur intrinsik cerita fiksi yang ketiga yaitu terdapat alur cerita yang berisi rangkaian peristiwa yang saling berhubungan. Plot dalam cerita fiksi terbagi menjadi tiga jenis yaitu alur maju, mundur, dan campuran. Penulis bisa menggunakan salah satu jenis alur untuk membangun struktur cerita yang logis.

Latar (setting)

Unsur intrinsik yang juga penting dan harus ada di setiap cerita fiksi adalah latar atau setting. Dalam hal ini, latar terpisah menjadi tiga bagian, yakni waktu, tempat, dan suasana/kondisi di sekitar tokoh saat suatu peristiwa terjadi.  Latar membantu penulis menghidupkan cerita agar tidak hanya  rangkaian kata, tetapi menjadi sebuah dunia yang terasa hidup di benak pembaca.

Konflik

Agar pembaca dapat terhubung secara emosional dengan perjalanan hidup, kerja keras, dan dilema yang dialami oleh karakter dalam cerita fiksi, penulis perlu menambahkan konflik atau masalah di dalam cerita yang ia tulis. Konflik akan menciptakan kesan dramatis yang mendorong setiap karakter untuk bertindak dan membuat alur cerita terus bergerak maju dari awal hingga akhir.

Sudut pandang (point of view)

Unsur intrinsik yang berkaitan dengan cara penulis menempatkan dirinya dalam cerita yang disebut dengan sudut pandang (point of view). Misalnya, penulis menggunakan kata “dia”, “mereka” atau nama tokoh, berarti ia menerapkan sudut pandang orang ketiga. Sementara itu, apabila memakai kata “aku” atau “saya”, maka penulis menyampaikan jalan cerita dengan sudut pandang orang pertama.

Amanat (pesan)

Dalam cerita fiksi, amanat memiliki fungsi sebagai pesan moral atau pelajaran hidup yang berharga yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca. Bentuknya beragam, bisa nasihat, ajakan, ataupun kritik sosial yang diungkapkan lewat karakter, alur cerita, dan latar.

Gaya bahasa (diksi)

Unsur intrinsik yang terakhir ini berhubungan erat dengan pemilihan kata, frasa, maupun penggunaan majas untuk menciptakan nuansa tertentu dalam sebuah cerita fiksi. Gaya bahasa dalam novel, cerpen, atau fabel berperan untuk memperindah narasi, memperkuat karakter, serta mempertegas gagasan yang ingin penulis tampilkan di dalamnya.

Unsur-unsur ekstrinsik cerita fiksi

Setelah mengetahui unsur-unsur intrinsik cerita fiksi, mari kita beralih ke faktor-faktor luar yang turut memengaruhi cerita (unsur ekstrinsik). Berikut adalah dua unsur tersebut:

Latar belakang kehidupan (background) penulis

Unsur ekstrinsik yang pertama adalah latar belakang kehidupan penulis. Hal ini merupakan segala hal yang terkait dengan pengalaman, riwayat hidup, wawasan, serta falsafah hidup penulis yang memberikan pengaruh terhadap karya sastra yang ia susun.

Kondisi sosial dan budaya saat cerita ditulis

Sementara itu, kondisi sosial dan budaya dalam unsur ekstrinsik menyangkut nilai-nilai, norma, tradisi, adat, dan berbagai isu yang berkembang ketika suatu cerita fiksi ditulis.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu cerita fiksi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, sampai unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Semoga setelah membaca artikel ini, teman-teman tidak hanya memahami dasar-dasar cerita, seperti tema, karakterisasi, atau alur, tapi juga dapat meningkatkan kemampuan kita dalam menulis ataupun menganalisis cerita fiksi.

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko

Detak Pustaka Toko

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?