Buku Tubuhmu Masih Telanjang di Puisiku
Rp70,000
“Tubuhmu Masih Telanjang di Puisiku” adalah kumpulan sajak-sajak patah yang menjadi cermin dari luka-luka yang tak pernah benar-benar sembuh, dan rindu yang menolak menjadi abu. Buku ini tidak hanya menyajikan sajak sebagai bacaan, tetapi sebagai ruang sunyi tempat perasaan yang tak tersampaikan menemukan bentuknya sendiri.
Setiap puisi ditulis dengan kesadaran akan tubuh—bukan semata sebagai ragawi, melainkan sebagai arsip emosi: kulit yang pernah menyimpan kehangatan pelukan, napas yang masih mengingat nama, dan jemari yang pernah menulis kata “selamat tinggal” dengan gemetar.
Tersedia di backorder
Alasan berbelanja di Detak Pustaka Toko
- Produk 100% Original
- Garansi Uang Kembali
- Banyak Metode Pembayaran
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Berat | 218 gram |
---|---|
Dimensi | 20 × 14 × 1 cm |
“Tubuhmu Masih Telanjang di Puisiku” adalah kumpulan sajak-sajak patah yang menjadi cermin dari luka-luka yang tak pernah benar-benar sembuh, dan rindu yang menolak menjadi abu. Buku ini tidak hanya menyajikan sajak sebagai bacaan, tetapi sebagai ruang sunyi tempat perasaan yang tak tersampaikan menemukan bentuknya sendiri. Setiap puisi ditulis dengan kesadaran akan tubuh—bukan semata sebagai ragawi, melainkan sebagai arsip emosi: kulit yang pernah menyimpan kehangatan pelukan, napas yang masih mengingat nama, dan jemari yang pernah menulis kata “selamat tinggal” dengan gemetar.
Di dalam buku ini, tubuh menjadi metafora tempat luka bersembunyi, kenangan menetap, dan cinta tak selesai bergema. Dibagi ke dalam tiga nuansa besar: Rindu yang mengendap, Luka yang menganga, dan Kenangan yang enggan pergi, setiap bagian menghadirkan sisi berbeda dari cinta yang tidak berhasil pulih. Beberapa puisi hadir dengan kelembutan yang menyerupai bisikan, sementara yang lain menyuarakan jerit yang ditahan terlalu lama. Bahasa yang digunakan penuh metafora, namun tetap bisa menjangkau rasa—membuat pembaca seakan diajak menyusuri lorong emosi yang mereka sendiri pernah lalui: mencintai tanpa sempat memiliki, ditinggalkan tanpa benar-benar ditinggal, dan mengingat tanpa ingin mengingat.
Buku ini ditulis untuk siapa saja yang pernah merindukan seseorang dalam diam, yang tubuhnya masih mengingat sentuhan yang sudah tak datang lagi, dan yang puisinya masih menyimpan nama yang tak lagi dibaca. “Tubuhmu Masih Telanjang di Puisiku” bukan hanya judul, ia adalah kenyataan yang dialami banyak orang, yang tubuh dan hatinya belum bisa berpaling dari satu nama yang pernah tinggal terlalu lama.
Penulis: Rolis Sarji
Jumlah Halaman: 158
Ulasan (0)
Tinggalkan Balasan

Ulasan
Belum ada ulasan.