Buku Memoar Waktu
Rp64,000
Memoar Waktu adalah perjalanan batin yang dituangkan dalam bait-bait puisi, mengisahkan bagaimana waktu menyimpan jejak perasaan, kehilangan, dan harapan dalam setiap detiknya. Melalui kata-kata yang sarat makna, buku ini mengajak pembaca menelusuri lorong-lorong kenangan, menghidupkan kembali detik-detik yang pernah terasa abadi, dan merangkul keheningan yang tertinggal.
Setiap puisi dalam Memoar Waktu adalah cermin dari berbagai fase kehidupan—perpisahan yang menggores luka, cinta yang menghangatkan jiwa, perjalanan mencari makna, dan detik-detik sunyi yang mengajarkan tentang arti keikhlasan. Waktu tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga narator yang mengisahkan kembali momen-momen yang pernah kita genggam dan yang perlahan memudar dalam ingatan.
Alasan berbelanja di Detak Pustaka Toko
- Produk 100% Original
- Garansi Uang Kembali
- Banyak Metode Pembayaran
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Berat | 300 gram |
---|---|
Dimensi | 20 × 14 × 2 cm |
Memoar Waktu adalah perjalanan batin yang dituangkan dalam bait-bait puisi, mengisahkan bagaimana waktu menyimpan jejak perasaan, kehilangan, dan harapan dalam setiap detiknya. Melalui kata-kata yang sarat makna, buku ini mengajak pembaca menelusuri lorong-lorong kenangan, menghidupkan kembali detik-detik yang pernah terasa abadi, dan merangkul keheningan yang tertinggal.
Setiap puisi dalam Memoar Waktu adalah cermin dari berbagai fase kehidupan—perpisahan yang menggores luka, cinta yang menghangatkan jiwa, perjalanan mencari makna, dan detik-detik sunyi yang mengajarkan tentang arti keikhlasan. Waktu tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga narator yang mengisahkan kembali momen-momen yang pernah kita genggam dan yang perlahan memudar dalam ingatan.
Dengan bahasa yang lembut namun tajam, Memoar Waktu mengajak pembaca menyelami ruang-ruang sunyi di hati, tempat di mana kenangan berbisik dan waktu meninggalkan jejaknya. Ini bukan sekadar kumpulan puisi, melainkan perjalanan melintasi emosi yang pernah singgah dalam hidup kita.
Dalam pusaran waktu yang tak pernah berhenti, apakah kita mampu berdamai dengan kenangan?
Ulasan (0)
Tinggalkan Balasan

Ulasan
Belum ada ulasan.