Memahami Tipografi Pada Puisi: Estetika yang Bikin Puisimu Keren
Dalam puisi terdapat unsur-unsur penting yang membuat puisi itu sendiri menjadi sangat istimewa. Unsur-unsur itu adalah unsur batin dan unsur fisik yang sangat berpengaruh pada nilai kualitas puisimu. Unsur batin pada puisi berperan sebagai nyawa dalam pemaknaan puisi. Dan unsur fisik berperan dalam pengemasan makna puisi semenarik mungkin agar tersampaikan dengan baik kepada pembaca.
Kali ini kita akan membahas salah satu elemen menarik dari unsur fisik puisi, yakni memahami tipografi pada puisi. Seorang penyair bisa memakai tipografi ini untuk membangun puisinya menjadi lebih bernyawa dan membacanya jadi jauh lebih indah menyatu dengan makna.
Memahami Tipografi Pada Puisi: Estetika yang Bikin Puisimu Keren
Tanpa berlama-lama lagi, mari kita kupas tentang tipografi yang perlu penyair ketahui dalam membuat puisi yang keren tentunya, jangan lupa untuk simak dengan seksama ya.
Apa Itu Tipografi Pada Puisi?
Pada dasarnya kata tipografi berasal dari bahasa Latin typos dan graphia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bermakna ilmu atau seni mencetak. Dengan kata lain, tipografi juga memiliki definisi teknik penataan dan penyusunan huruf maupun teks sebagai unit visual untuk mendapatkan nilai estetika lebih.
Sehingga tipografi pada puisi pun sebenarnya tidak terlalu berbeda. Pada puisi, tipografi merujuk pada bagaimana penulis menata puisinya sedemikian rupa, mulai dari tata letak, jenis huruf, ukuran huruf, dan atribut penulisan lainnya. Hal ini akan membawa pembaca untuk berpikir mengenai makna, kesan, pesan dan interpretasi isi puisi secara keseluruhan.
Selain itu, mengatur penyebaran setiap baris pada ruang yang tersedia pada puisimu akan menghidupkan imajinasi pembaca. Karena pada dasarnya tipografi berfungsi untuk mempermudah keterbacaan atau readibility dan menciptakan teks agar lebih menarik sehingga membuat pembaca merasa puisimu memiliki keunikan.
Jenis-Jenis dan Contoh Tipografi Pada Puisi
Berikut beberapa jenis serta contoh dari tipografi pada puisi:
1. Tipografi konvensional
Tipografi konvensional adalah jenis tipografi yang paling umum digunakan banyak orang karena penggunannya yang bebas. Secara larik dan bait, puisi dengan tipografi konvensional ini bisa terlihat dari puisi yang terdiri dari 3 bait dengan 2-3 larik di setiap baitnya, puisi yang terdiri dari 2 bait dengan 3-4 larik pada baitnya, puisi yang terdiri dari 1 bait dengan 4 larik di setiap baitnya, dan puisi yang terdiri dari 3 bait dengan 3 larik di setiap baitnya.
Kepada Kamu yang Dihisap Kenangan
Oleh: Laras Sekar Seruni
aku mencintainya
dengan seluruh
tubuh yang meluruhaku mencintaimu
dengan waktu
yang begitu
terbatas….
2. Tipografi seperti prosa
Ini adalah jenis tipografi puisi yang terlihat seperti sebuah tulisan dengan pola bacaan panjang. Walaupun tersusun seperti paragraf panjang di setiap baitnya, tetap saja puisi dengan jenis tipografi ini tetap akan mempertahankan unsur batin dengan bahasa yang penuh diksi. Jadi ini bukanlah bacaan yang membosankan, justru mengandung makna dan kata-kata yang indah.
Pengayuh Rakit
Oleh: Inggit Putria Marga
sebab segala yang mendatanginya selalu pergi setelah beberapa puluh hari sambil duduk mendekap lutut di tepian rakit, kepada air sungai yang penuh wajah matahari, pengayuh rakit meratapi perannya di kelahiran kali ini yang baginya, serupa sepetak tanah yang hanya layak ditanami sawi: tanah gembur dan berhumus di lapisan pertama, keras dan berbatu di lapis-lapis lainnya.
tak ada tanaman tahunan yang dapat subur di tanah seperti itu. mereka hidup tapi hidup seperti payung terkatup. pokok jati di belakang rumahnya semacam bukti: belasan tahun akar menjalar, tubuh hanya mampu setinggi lembu, daun kalah lebar dengan daun telinga anak gajah, lingkar batang lebih ramping daripada lingkar pinggang atlet renang. jati yang tumbuh terhambat kerap membuatnya ingat pada pohon cita-cita yang sejak kecil tertanam di ladang dada: batang kerdil, daun mungil, tiada buah meski sepentil.
….
3. Tipografi pada baris puisi
Ada berbagai tipografi yang bisa kamu pakai untuk menata setiap baris pada puisimu, berikut beberapa tipografi pada baris puisi:
a. Memakai huruf kecil semua dengan tanda baca
Pada setiap bait dan larik, penyusunan pada puisi akan mempertahankan pola yang sama. Dimana setiap huruf pada awal kalimat akan selalu menggunakan huruf kecil tanpa ada satupun yang memakai huruf besar. Namun, untuk menjaga makna agar tetap tersampaikan dengan baik, penyair bisa menggunakan tanda baca.
Derai-Derai Cemara
Oleh: Chairil Anwar
cemara menderai sampai jauh,
terasa hari akan jadi malam,
ada beberapa dahan di tingkap merapuh,
dipukul angin yang terpendam.aku sekarang orangnya bisa tahan,
sudah berapa waktu bukan kanak lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan,
yang bukan dasar perhitungan kini.hidup hanya menunda kekalahan,
tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan,
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
b. Memakai huruf besar di awal kalimat tanpa tanda baca
Pada setiap bait dan larik, penyusunan pada puisi akan memakai huruf besar di setiap awal kalimatnya. Biasanya tujuan menggunakan huruf besar pada awal kalimat setiap baris ialah untuk memberikan kesan tegas dan lantang pada puisi. Pada jenis tipografi ini kamu bisa mengabaikan tanda baca hingga terkesan lebih to the point.
Rumus-Rumus Manusia
Oleh: Adek Suryani Lubis
Kalau ku tahu akan jadi begini
Tak perlu lagi aku mengasihani
Jiwa-jiwa pengkhianat yang meracuni
Hanya membuka tangis dengan kejam kau berani
Kami keluarga kecil yang kalian asingi
Sepenuh hati tak ingin melihat kalian lagi
Mencium aroma busuk dari celah-celah kota
Kita mesti beranjak cepat yang hanya ada kita
Yang kaya dengan yang kaya
Yang miskin dengan yang miskin
Yang kaya bertaruh gengsi dengan gaya
Yang miskin bertaruh perih dengan raskin
Dimana lagi kubisa menemukan mereka yang dermawan
Yang menempatkan iman lebih berharga dari mobil sedan
Terbiasa diremehi oleh mereka yang sepatutnya diremehkan
Perbedaan ini kalian jadikan candaan melahirkan kesenjangan
c. Memakai huruf besar dan kecil dengan tanda baca
Pada setiap bait dan larik, penyusunan pada puisi ini akan mengkombinasikan pemakaian huruf besar dan kecil. Pada awal kalimat menggunakan huruf besar sedangkan pada pertengahan kalimat dapat menggunakan huruf besar maupun kecil tergantung kata yang dipakai.
Ketika Engkau Bersembahyang
Oleh: Emha Ainun Najib
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbarBacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahayaTegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimisSujud adalah satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembaliMaka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannyaSembahyang di atas sajadah cahaya
Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapunOleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas arasy sembilan puluh sembilan.
Baiklah itu dia penjelasan tentang memahami tipografi pada puisi sebagai unsur fisik puisi. Sesudah mengetahui arti, jenis-jenis tipografi puisi serta contohnya, sekarang kamu bisa ubah gaya tulisanmu dari biasa menjadi lebih menarik lagi dengan mengatur tata letak puisimu. Tetap semangat dan terima kasih telah singgah di artikel ini 🙂
Tuliskan Komentar