Email: cs@detakpustaka.com
Tlp/WA: +62 858-5003-8406
Beranda » Blog » 7 Masalah Sosial dalam Masyarakat Multikultural

7 Masalah Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural dapat kita artikan sebagai masyarakat yang memiliki keragaman kebudayaan, adat istiadat, kepercayaan, agama, etnis, dan profesi dan dapat hidup berdampingan. Dalam masyarakat multikultural, setiap kelompok berusaha saling menghilangkan prasangka dan diskriminasi demi kedamaian bersama. Namun pada realitanya, masalah-masalah sosial selalu timbul dalam kehidupan masyarakat multikultural dan tidak dapat dihindari.

Salah satu faktor pembentuk masyarakat multikultural yaitu letak geografis suatu negara. Indonesia merupakan contoh negara yang berada di antara dua benua dan dua samudra. Posisi strategis ini menyebabkan banyak bangsa asing berlabuh dan singgah di kepulauan Indonesia. Imbasnya, terjadilah proses sosial seperti akulturasi, asimilasi, dan amalgamasi yang membuat budaya di Indonesia semakin beraneka ragam.

7 Masalah Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Melalui artikel ini, kita akan menelisik lebih jauh mengenai berbagai masalah sosial yang muncul dalam masyarakat multikultural. Harapannya setelah membaca keseluruhan artikel ini, kita tidak hanya mengetahui masalah-masalah sosial tersebut, tetapi juga ikut serta melakukan tindakan pencegahan dan mencari jalan keluarnya. Agar lebih paham, mari kita simak penjelasan di bawah ini.

1. Disintegrasi/Perpecahan Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi berarti realitas sosial yang memperlihatkan adanya ketidak bersatuan, karena situasi yang tercerai-berai sehingga keutuhan hidup menjadi hilang. Sementara itu, menurut Soerjono Soekanto, disintegrasi memiliki makna sebagai suatu kondisi yang tidak teratur dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena telah memudar atau hilangnya nilai dan norma sosial dalam masyarakat.

Salah satu faktor penyebab terjadinya disintegrasi dalam masyarakat multikultural, yaitu akibat adanya konflik/pertentangan vertikal maupun horizontal. Pihak-pihak yang berkonflik tersebut tidak menghendaki adanya integrasi (persatuan) karena kesepatakan belum tercapai.

Faktor penyebab terjadinya disintegrasi yang lain yaitu adanya perbedaan pandangan atau paradigma terkait tujuan yang ingin dicapai bersama. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia menginginkan kehidupan yang rukun, adil, aman, dan sejahtera. Namun, ada beberapa pihak yang ingin mendirikan negara sendiri hingga menganggu keteraturan sosial dan menimbulkan perpecahan.

Agar disintegrasi sosial dapat dihindari, masyarakat hendaknya selalu mengutamakan sikap saling menghormati dan menghargai berbagai perbedaan yang ada di sekitarnya. Misalnya, perbedaan suku bangsa, bahasa, etnis, agama, serta golongan.

2. Diskriminasi Sosial (Membeda-bedakan)

Secara umum, diskriminasi sosial merupakan sikap yang tidak terpuji, yakni membeda-bedakan satu kelompok sosial dengan kelompok lainnya. Diskriminasi tidak muncul secara tiba-tiba, ada banyak faktor yang memengaruhinya, salah satunya disebabkan oleh prasangka yang berkembang di lingkungan masyarakat. Kurangnya wawasan dan pengetahuan membuat prasangka tumbuh subur di benak setiap anggota masyarakat.

Diskriminasi juga dapat terjadi karena adanya ketidaksetaraan kekuatan dalam diri individu atau kelompok. Dalam realita sosial, terdapat kelompok yang memandang diri mereka lebih baik dan hebat daripada kelompok lain. Hal ini dapat memunculkan diskriminasi sosial, seperti mengucilkan dan menghina kelompok lain yang berbeda ras, etnis, keyakinan, dan kondisi fisik.

Contoh yang sering kita dengar dan lihat yaitu diskriminasi yang dilakukan oleh orang kulit putih terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat. Bentuk-bentuk diskriminasi yang diterima oleh warga kulit hitam di sana yaitu mulai dari kesulitan mendapatkan pekerjaan, gaji yang tidak setara, perlakuan yang tidak adil, hingga pelecehan.

3. Berkembangnya Paham Etnosentris

Pengertian etnosentrisme menurut Salim Peter yaitu sikap yang memandang kebudayaan atau rasa sediri lebih baik dari kebudayaan yang lain. Sementara itu, Harris memiliki pendapat bahwa etnosentrisme sebagai kecenderungan individu yang menganggap kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan yang tidak rasional, seperti kekerasan, kejahatan, tawuran, bahkan peperangan.

Berdasarkan dua definisi di atas, bisa kita simpulkan bahwa etnosentrisme merupakan paham yang melihat masyarakat dan budaya milik sendiri lebih baik dibandingkan masyarakat atau budaya lain. Paham ini dapat menghalangi hubungan sosial antaranggota masyarakat. Selain itu, etnosentrisme juga bisa menghambat proses asimiliasi dan integrasi sosial dalam masyarakat multikultural.

4. Stereotip (Prasangka)

 

Masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat multikultural selanjutnya yaitu adanya sikap stereotip terhadap individu atau kelompok lain. Pada dasarnya, stereotip berarti penilaian atau persepsi terhadap seseorang, budaya, kebiasaan, gender, jenis kelamin, maupun sifat khas yang berdasarkan prasangka subjektif yang tidak bisa dikonfirmasi keabsahannya.

Stereotip dapat bersifat positif sekaligus negatif, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Walaupun demikian, stereotip yang berkembang dalam masyarakat cenderung bersifat negatif sehingga menimbulkan diskriminasi dan konflik sosial.

Sebagai contoh, masyarakat Madura sering mendapat stereotip yang kurang mengenakkan, yaitu dianggap kasar, keras, dan galak. Padahal sifat-sifat tersebut tidak dimiliki oleh semua masyarakat Madura dan belum diketahui secara pasti. Pada kenyataannya, banyak juga orang Madura yang memiliki sifat lembut dan penyabar.

5. Kesenjangan atau Ketidaksetaraan Sosial

Talcott Parsons dalam teori sistem sosialnya menyatakan bahwa kesenjangan sosial merupakan ketidaksesuaian antara realitas sosial dan fungsi dalam sistem sosial. Oleh karena itu, dapat kita pahami muculnya kesenjangan sosial sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan sistem sosial.

Definisi kesenjangan sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu ketidakseimbangan, perbedaan, dan juga jurang pemisah yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya kesenjangan sosial adanya perbedaan kekuatan sumber daya alam yang ada di setiap daerah.

Perbedaan tersebut terlihat sangat timpang dan mencolok sehingga dapat memicu kecemburuan sosial. Tidak hanya itu, dampak yang terjadi akibat adanya kesenjangan sosial yaitu angka pengangguran dan kemiskinan menjadi semakin meningkat setiap tahunnya, berkurangnya tenaga kerja yang profesional, serta yang paling parah yaitu kasus kriminal semakin merajalela.

6. Berkembangnya Paham Primordialis

Salah satu masalah sosial yang hadir sebagai konsekuensi adanya masyarakat multikultural yaitu primordialisme semakin menjalar. Primordialisme bisa kita maknai sebagai paham atau sikap teguh terhadap berbagai hal yang dibawa sejak lahir seperti kebiasaan, budaya, etnis, kepercayaan, ras, dan lain sebagainya.

Paham primordialis dapat kita katakan sebagai bentuk kesetian atau loyalitas individu terhadap budaya kelompoknya. Sebenarnya, primordialisme dapat bermakna positif apabila kita pakai sebagai alat untuk memperkuat ikatan kelompok atau melestarikan kebudayaan. Akan tetapi, sikap primordialisme yang berlebihan dapat mengganggu integrasi bangsa dan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat multikultural.

7. Timbulnya Konflik Sosial

Masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat multikultural yang terakhir yaitu timbulnya konflik sosial. Biasanya, konflik sosial terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan, pandangan, latar belakang budaya, dan perubahan sosial yang terjadi begitu cepat.

Secara umum, konflik sosial juga disebut sebagai perselisihan atau pertikaian. Tidak hanya perdebatan atau adu mulut, terkadang konflik sosial juga disertai dengan tindak kekerasan dan intimidasi baik yang bersifat emosional, fisik, maupun verbal (ejekan, hinaan, dan penyebaran rumor).  Hal ini dapat terjadi ketika masing-masing kelompok tidak bisa merespons perbedaan dengan baik dan menilai hal tersebut sebagai sebuah bentuk ancaman.

Demikianlah penjelasan perihal berbagai masalah sosial yang dapat terjadi dalam masyarakat multikultural, mulai dari disintegrasi sosial, diskriminasi sosial, etnosentrisme, stereotip, kesenjangan sosial, primordialisme, hingga konflik sosial. Semoga setelah membaca keseluruhan artikel ini, wawasan dan pengetahuan teman-teman semakin bertambah. Tidak hanya itu, kalian juga dapat menyikapi berbagai perbedaan di ada sekitar dengan cara yang lebih bijak.

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko