Buku Jatuh di Aspal Tak Seindah Jatuh Cinta: Menggugah Kesadaran Berlalu Lintas di Jalan Raya

Buku “Jatuh di Aspal Tak Seindah Jatuh Cinta” mengajak pembaca untuk melihat jalan raya bukan hanya sebagai ruang lalu lintas, tetapi juga sebagai cermin perilaku, disiplin, dan kepedulian manusia. Dengan gaya populer yang ringan namun sarat makna, penulis menyampaikan pesan bahwa keselamatan di jalan raya adalah bentuk cinta terhadap diri sendiri dan orang lain.

Melalui paparan data dan kisah nyata, buku ini menyoroti fakta bahwa sebagian besar kecelakaan lalu lintas terjadi akibat kelalaian manusia—seperti tidak memakai helm, melanggar lampu merah, atau bermain ponsel saat berkendara. Setiap tindakan kecil yang diabaikan dapat berujung pada kehilangan besar. Di sinilah penulis menekankan pentingnya kesadaran pribadi dan tanggung jawab moral dalam berkendara.

Buku ini juga menggali aspek sosial dan psikologis perilaku pengendara. Jalan raya digambarkan sebagai ruang pertemuan berbagai emosi dan karakter, di mana kesabaran dan empati menjadi kunci keselamatan bersama. Melalui refleksi budaya dan etika, penulis mengingatkan bahwa berlalu lintas bukan hanya urusan hukum, melainkan juga cerminan karakter bangsa.

Lebih dari sekadar ajakan untuk berhati-hati, buku ini merupakan seruan untuk menumbuhkan budaya berlalu lintas yang beradab, disiplin, dan penuh kasih. Setiap helm yang dikenakan, setiap lampu merah yang dipatuhi, adalah wujud cinta—bukan sekadar kepatuhan. Renungan: Cinta sejati bukan hanya tentang hati, tetapi juga tentang peduli. Jika benar kita mencintai kehidupan, keluarga, dan orang-orang yang menanti di rumah, maka berkendaralah dengan hati yang penuh cinta—bukan dengan ego di atas roda. Sebab, jatuh di aspal tak akan pernah seindah jatuh cinta.

Penulis: Aji Suraji

Jumlah Halaman: 120