Mengenal Apa itu Ketimpangan Sosial, Arti dan Dampaknya bagi Masyarakat

Ketimpangan sosial merupakan salah satu contoh masalah sosial yang bisa kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Ketimpangan sosial dapat kita artikan sebagai ketidakadilan, ketidaksetaraan, atau perbedaan dalam mengakses sekaligus memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Hal ini meliputi kebutuhan primer seperti kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan, serta kebutuhan sekunder seperti wadah untuk meningkatkan usaha atau karir.
Di Indonesia, ketimpangan sosial sangat terlihat jelas, terutama ketidakmerataan pembangunan infrastruktur yang ada di pulau Jawa dengan wilayah lain di luar Jawa. Pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan rel kereta di pulau Jawa dapat dikatakan lebih pesat dan maju. Hal ini mengundang rasa cemburu dan menumbuhkan kesan bahwa pemerintah hanya mengutamakan kesejahteraan masyarakat yang ada di pulau Jawa.
Mengenal Apa itu Ketimpangan Sosial, Arti dan Dampaknya bagi Masyarakat
Melalui artikel ini, kita akan memahami lebih dalam perihal ketimpangan sosial, mulai dari pengertian, hingga dampak yang timbul dalam masyarakat. Harapannya, setelah membaca tulisan ini, teman-teman dapat mengidentifikasi berbagai bentuk ketimpangan sosial dan menemukan solusi terkait permasalahan ini. Oleh karena itu, mari kita simak pembahasan di bawah ini:
Pengertian Ketimpangan Sosial
Sebelum masuk ke dampak yang timbul akibat adanya ketimpangan sosial, kita perlu menelaah beberapa pengertian ketimpangan sosial yang disampaikan oleh para ahli, yaitu:
Jonathan Haughton
Definisi ketimpangan sosial yang pertama disampaikan oleh Jonathan Haughton. Menurutnya, ketimpangan sosial merupakan hasil dari ketidakadilan yang terjadi selama proses pembangunan di masyarakat. Contohnya, pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan di perkotaan daripada di pedesaan. Hal ini membuat ketidaksetaraan semakin terlihat jelas, misalnya lapangan kerja di desa terbatas sedangkan di kota banyak dan luas.
Budi Winarno
Budi Winarno berpendapat bahwa ketimpangan sosial bentuk kegagalan pembangunan di era globalisasi, guna mencukupi kebutuhan fisik dan psikis anggota masyarakat. Hal ini mengakibatkan hanya sebagian individu yang merasakan dampak pertumbuhan ekonomi, hingga status mereka meningkat menjadi golongan kaya raya (super rich). Di lain sisi, terdapat golongon kelas bawah yang masih berteman dengan kelaparan, kemiskinan, pendapatan rendah, dan penyakit menular.
Naido dan Wills
Naido dan Wills berpendapat bahwa ketimpangan sosial sebagai dampak dari adanya perbedaan kedudukan (status), pendapatan (income), kekuasaan (power), dan sumber daya (resource). Sebagai contoh, penghasilan seorang buruh tani tentu lebih kecil daripada pendapatan seorang anggota polri. Dampaknya, buruh tani kesulitan mengakses fasilitas kesehatan yang memadai sedangkan anggota polisi memperoleh jaminan kesehatan dari negara.
Adrianof A. Chaniago
Ketimpangan sosial menurut Adrianof Chaniago yaitu akibat dari pembangunan yang hanya memperhatikan aspek ekonomi sehingga mengabaikan aspek-aspek sosial, seperti HAM (Hak Asasi Manusia), lingkungan, keadilan hukum, dan budaya masyarakat.
Sebagai contoh, selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, proyek pembangunan ibu kota baru di Kalimantan juga membuat kondisi hutan menjadi rusak dan mengancam kehidupan flora serta fauna di hutan tersebut.
William Ogburn
Pengertian ketimpangan sosial menurut William Ogburn adalah konsekuensi atau akibat dari perubahan sosial yang melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat. Hal ini berhubungan dengan unsur-unsur material (budaya, teknologi, sistem ekonomi) dan imaterial (nilai, norma, kebiasaan, keyakinan) yang dapat melahirkan pebedaan serta kesenjangan di kehidupan masyarakat.
Dampak Ketimpangan Sosial
Munculnya ketimpangan sosial di kehidupan masyarakat memicu sejumlah dampak yang tidak bisa kita hindari. Pada umumnya, terdapat empat dampak ketimpangan sosial yang perlu kita ketahui, yaitu:
Diskriminasi atau pembedaan perlakuan
Dampak dari ketimpangan sosial yang pertama yaitu timbulkan tindakan diskriminasi yang dirasakan oleh individu maupun kelompok dalam masyarakat. Faktor penyebab berlangsungnya diskriminasi yaitu karena perbedaan ras, suku bangsa, keyakinan, kelas sosial, dan profesi. Biasanya, tindakan ini terjadi pada anggota kelompok minoritas yang memperoleh perlakuan berbeda dengan kelompok mayoritas, misalnya dalam mengakses layanan kesehatan.
Contoh bentuk diskriminasi yang dapat kita jumpai di kehidupan sehari-hari yaitu kelompok masyarakat kelas mengenah ke bawah kesulitan memperoleh sarana pendidikan yang layak dan berkualitas.
Kecemburuan sosial
Rasa cemburu merupakan hal yang manusiawi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah merasa iri terhadap keberhasilan orang lain. Di ranah masyarakat, hal ini kita kenal dengan istilah kecemburuan sosial.
Pada umumnya, kecemburuan sosial dapat terjadi karena adanya dua faktor, yaitu adanya stereotip (prasangka) dan diskriminasi yang suatu kelompok terima. Apabila tidak ditangani dengan bijak, kecemburuan sosial dapat menggangu hubungan sosial dan menjadi penyebab terjadinya berbagai tindak kejahatan.
Sebagai contoh, Dusun Tanah Hijau kedatangan beberapa transmigran dari daerah lain. Melalui program yang digagas oleh pemerintah ini, transmigran memperoleh banyak bantuan, mulai dari rumah, lahan pertanian, dan hewan ternak. Mirisnya, penduduk asli tidak mendapatkan bantuan tersebut, sehingga penduduk asli Dusun Tanah Hijau menuntut keadilan dengan cara turun ke jalan (demonstrasi).
Monopoli
Dampak yang masyarakat merasakan akibat ketimpangan sosial adalah berkembangakan monopoli di bidang perekonomian dan perdagangan. Selain karena adanya kesempatan, monopoli juga dapat telahir karena dominasi, pengaruh, kekuasaan, hingga kepemilikan aset oleh kelompok kelas atas. Akibatnya, masyarakat terpaksa mambayar mahal untuk produk atau barang yang memiliki kualitas rendah.
Agar lebih paham mengenai monopoli, mari kita simak ciri-ciri monopoli di bawah ini:
- Hanya terdapat satu pihak/pengusaha yang menguasai pasar.
- Produk atau jasa yang ditawarkan cenderung tidak mempunyai kompetitor.
- Pengusaha yang melakukan praktik monopoli dapat menentukan harga produk.
- Pengusaha lain merasa kesulitan untuk terjun ke pasar.
Konflik sosial
Seperti yang kita telah ketahui sebelumnya, ketimpangan sosial merupakan suatu kondisi yang terlahir karena adanya kesenjangan atau ketidakseimbangan untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, peluang usaha maupun kerja. Hal ini dapat menimbulkan konflik atau pertentangan dalam masyarakat.
Secara sederhana, konflik sosial dapat kita maknai sebagai pertentangan yang terjadi di antara dua pihak atau lebih yang terjadi lantaran perbedaan kepentingan, tujuan, dan lainnya. Tidak hana bertikai secara verbal, konflik sosial terkadang dibarengi dengan intimidasi dan kekerasan.
Pada umumnya, bentuk konflik sosial terbagi menjadi dua, yakni konflik sosial manifes (terbuka/tampak) dan laten (tersembunyi). Contoh konflik sosial yang nampak (manifes) di masyarakat yaitu kerusuhan sosial karena ketidaksetaraan ekonomi dan berbagai aksi kriminalitas, seperti pencurian, perampokan, begal, dan pembunuhan.
Sementara itu, contoh konflik yang tersembunyi (laten) yaitu pertentangan yang terjadi di antara buruh pabrik dengan pengusaha/pemerintah. Hal ini dapat terjadi karena upah yang buruh terima sangat rendah dan tidak sesuai kebijakan yang berlaku.
Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian dari para ahli dan dampak yang bisa timbul apabila ketimpangan sosial tidak teratasi dengan baik. Setelah membaca keseluruhan artikel ini, semoga teman-teman tidak sekedar paham atau mengerti apa itu ketimpangan sosial, tetapi juga dapat ikut andil menanggulangi masalah ini secara nyata dalam masyarakat. Agar nantinya kehidupan sosial kita menjadi lebih rukun, adil, damai, dan sejahtera.
Tuliskan Komentar